OLEH: Khoeri Abdul Muid
Latar Belakang
Sistem pendidikan di sekolah dasar (SD) di Indonesia saat ini masih banyak mengandalkan model guru kelas. Guru kelas bertanggung jawab untuk mengajar berbagai mata pelajaran, termasuk Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), serta Seni Budaya dan Prakarya. Selain itu, muatan lokal provinsi seperti Bahasa Daerah dan muatan lokal kabupaten/kota, seperti seni suara daerah, juga menjadi tanggung jawab mereka.
Dengan beban mengajar yang sangat berat ini, banyak guru merasa kesulitan untuk memberikan pembelajaran yang berkualitas. Akibatnya, tingkat pemahaman siswa terhadap berbagai mata pelajaran menjadi rendah. Data dari Badan Pusat Statistik dan hasil evaluasi nasional menunjukkan bahwa banyak mata pelajaran, seperti bahasa daerah, sering kali tidak diajarkan, karena tidak ada dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Kondisi ini diperburuk oleh kurikulum yang tidak memadai dan pelatihan yang kurang efektif, yang semuanya berkontribusi pada kualitas pendidikan yang tidak optimal. Siswa di Indonesia juga mengalami kesulitan dalam mengejar peringkat internasional seperti PISA dan TIMSS, di mana Indonesia sering kali menduduki peringkat yang rendah dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains.
Konsekuensi dan Dasar Teori
Mengubah sistem pendidikan di SD dari model guru kelas menjadi model guru mata pelajaran merupakan langkah yang sangat penting. Penerapan sistem guru mata pelajaran tidak hanya sejalan dengan prinsip "right man on the right place," yang mengedepankan penempatan individu sesuai dengan kompetensinya, tetapi juga mencerminkan praktik pendidikan yang berhasil di negara lain.
Penelitian menunjukkan bahwa guru spesialis memiliki pengetahuan yang lebih mendalam dan dapat menyampaikan materi dengan lebih efektif. Di Australia, misalnya, banyak sekolah menginginkan kehadiran spesialis untuk mata pelajaran tertentu, seperti sains dan seni, karena guru dengan spesialisasi dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna
Di Inggris, penekanan pada keberadaan guru spesialis di sekolah dasar menunjukkan bahwa mereka memiliki pengaruh positif terhadap prestasi siswa. Di Amerika Serikat, ada gerakan menuju pengajaran berbasis spesialisasi, terutama dalam mata pelajaran STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika), yang telah terbukti meningkatkan hasil belajar siswa.
Langkah-Langkah Perubahan