OLEH: Khoeri Abdul Muid
Suasana GoBurger malam itu ramai seperti biasa. Sari memandang ke sekeliling restoran, mengamati wajah para pelanggan yang riang sambil menyantap burger Jumbo Special yang terkenal. Ia tahu, malam ini ia tak hanya menjadi pelanggan biasa---ia datang sebagai seorang jurnalis yang menyamar, mencari kebenaran di balik berita wabah E. coli yang sedang heboh di media.
Seorang pria paruh baya, mengenakan celemek putih dengan logo Green Valley Farms, baru saja keluar dari dapur. Ini Roni, mantan pegawai Green Valley yang kini bekerja paruh waktu di GoBurger. Sari memutuskan untuk mendekatinya, melihat peluang emas ini.
"Hei, kamu Roni, kan?" Sari bertanya dengan nada akrab. "Aku dengar kamu pernah kerja di Green Valley?"
Roni tertegun sejenak, matanya menyipit, mencoba mengenali siapa Sari. "Siapa kamu?" tanyanya curiga.
Sari tersenyum samar. "Namaku Sari. Aku... punya sedikit pertanyaan soal Green Valley dan pasokan bawangnya." Ia merendahkan suaranya, menambahkan dengan nada konspiratif, "Aku tahu soal kontaminasi E. coli itu."
Roni menghela napas panjang, lalu memandang ke sekeliling memastikan tak ada yang mendengar. "Kalau kamu datang untuk mencari tahu soal itu, kamu salah tempat, Mbak," bisiknya. "Tapi ya... kalau sudah tahu sejauh ini, mungkin aku bisa bantu sedikit. Toh aku sudah tidak ada hubungannya lagi dengan Green Valley."
Sari duduk lebih dekat, mengambil recorder kecilnya dan mengaktifkannya. "Bisa ceritakan apa yang kamu tahu?"
Roni menggigit bibirnya, seolah berpikir keras. "Dengar, aku kerja di Green Valley selama hampir 10 tahun. Dulu, semuanya ketat; produk dicek berkali-kali sebelum dikirim. Tapi akhir-akhir ini, mereka mulai longgar. Bawang dan bahan lain tak lagi diinspeksi secara ketat, bahkan ada laporan soal beberapa batch yang rusak, tapi... semua itu tetap dikirimkan," ia terdiam sejenak, "demi keuntungan."
"Jadi mereka tahu bawangnya bisa tercemar?" Sari berbisik, matanya melebar.