Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Infobesia

Kepala Sekolah SDN Kuryokalangan 02, Gabus Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur Media Didaktik Indonesia [MDI]: bimbingan belajar, penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah bereputasi SINTA. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Tiga Srikandi dan Pertarungan Suara, Refleksi Filosofis dari Jawa Timur

10 Oktober 2024   12:45 Diperbarui: 15 Oktober 2024   13:54 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Risma dan Gus Hans menyoroti pentingnya jaringan langsung dengan pemilik pesantren, sebuah jaringan yang tidak bisa disentuh oleh pasangan calon lain. 

Sementara itu, Khofifah dan Emil mengandalkan investasi kepemimpinan yang telah dibangun selama bertahun-tahun, menjalin hubungan yang erat dengan para kiai dan tokoh kultural. Tapi dalam pertarungan politik, apa yang lebih berharga: jaringan lama atau strategi baru?

Epilog: Pertarungan Abadi Manusia

Pada akhirnya, perjuangan tiga srikandi ini mengingatkan kita pada pertarungan abadi manusia untuk mencari pengaruh dan kekuasaan. 

Seperti yang dikatakan Nietzsche, "Will to Power" adalah dorongan dasar setiap manusia untuk mendominasi dan memaksakan kehendak. Namun, apakah kekuasaan politik ini hanya tentang mendominasi, atau ada sesuatu yang lebih mendalam yang dicari?

Dalam filosofi hidup Jawa, kuasa bukanlah sesuatu yang harus dikejar mati-matian, melainkan sesuatu yang datang ketika seseorang telah mengatasi ego dan mencapai tingkat harmoni dengan diri dan lingkungannya. 

Tiga srikandi ini tidak hanya bertarung untuk menang, tapi juga mencari makna yang lebih dalam dari kepemimpinan. Bagi mereka, mungkin kemenangan sejati bukan hanya dalam suara, tapi dalam bagaimana mereka menginspirasi perubahan di hati rakyat.

Tiga Srikandi di Jawa Timur kini bukan hanya nama, tapi simbol perjuangan wanita dalam menggapai kekuasaan dengan prinsip-prinsip yang mengakar kuat pada budaya dan teknologi modern. Kemenangan mereka adalah kemenangan filosofi hidup yang dipertaruhkan di tengah teknologi dan tradisi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun