Dalam buku itu tertulis kisah-kisah mengerikan tentang siswa-siswa yang pernah tinggal di sekolah ini. "Kami tidak bisa melanjutkan... kami terjebak dalam kegelapan..." Aku membaca dengan mata membelalak, semakin merinding saat mendapati bahwa setiap nama adalah nama siswa yang hilang.
Saat aku menutup buku itu, lampu tiba-tiba padam, dan suara tawa melengking memenuhi ruangan. "Kami tidak bisa pergi," terdengar suara anak-anak yang penuh kesedihan.
Ketika aku berusaha melarikan diri, bayangan gelap itu muncul lagi, kali ini lebih dekat. "Kau yang baru, kau harus membantu kami," suara itu memanggil.
"Aku tidak bisa, aku tidak punya kekuatan!" aku berteriak, tetapi suaraku hanya menggema dalam kegelapan.
Satu hal yang jelas, aku harus menghadapi ketakutanku dan mencari cara untuk mengakhiri kutukan yang menimpa rumah Z15. Dalam kesunyian malam itu, aku bertekad untuk membebaskan arwah-arwah yang terjebak, atau aku akan menjadi salah satu dari mereka.
Kini, rumah itu bukan hanya sekadar tempat tinggal. Ia menjadi medan pertempuran antara hidup dan mati, antara harapan dan ketakutan. Dan aku, guru baru di rumah Z15, harus berjuang untuk selamat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI