Gemboslewaslewos gemetaran.
“Mohon maaf, Pa Pa Pangeran… Kapok, Pangeran, Kapok Pangeran… Sa Sama sekali saya tidak akan berani kepada Tuan Pangeran… tapi, sungguh besar rasa kasih saya kepada Pangeran…”.
“Rasa kasih, rasa kasih…?!Kamu ini siapa kok repot-repot mengasihani aku, ha?! Hmm…! La wong hanya gedibal (kotoran) tersempar-sempar yang saya ambil dari jalanan, saya jadikan pembantu di ksatriyan sini, la kok mau mengasihani saya?!!!”.
Kembali amarah Pangeran basoko meledak. Gemboslewaslewos dihajar hingga terkencing-kencing sembari minta-minta ampun.
“Saya sayang Tuan Pangeran Basoko, Tuan… Saya tidak rela bila Tuan Pangeran Basoko tewas karena bunuh diri…”.
“Cukup! Cukup, Gembos!!!... Kupingku mendengung mendengar omonganmu! Mataku risih melihat wujudmu! Sana pergi! Pergi kau Gembos!!!”.
Gertak Pangeran Basoko sembari bergerak ke bilah keris.
Membungkuk hendak memungutnya. Tapi tanpa pikir panjang Gemboslewaslewos menendangnya.
Pangeran Basoko terjungkal.
Maka dengan emosi Pangeran Basoko segera berusaha meraih bilah keris lagi. Dan, karuan saja Gemboslewaslewos menghalanginya.
Maka terjadilah pergumulan antara Pangeran Basoko dan Gemboslewaslewos.