Tengoklah kemegahan kerajaan bisnis olahraga ala promotor nomor wahid dunia, Don King (USA, 1931); Tim-tim perekurt riders Repsol Honda, Fiat-Yamaha, dan juga bos-bos pemilik club sepak bola terkaya di dunia seperti Carlos Slim (Mexico), Amancio Ortega (Spanyol), Alisher Usmanov (Rusia), George Soros (Pria keturunan etnis Yahudi), Paul Allen (Pria yang merupakan pendiri Microsoft). Dan, juga fenomena baru pengusaha Indonesia ErickThohir yang mampu membeli raksasa club Inter Milan.
Dalam kerangka menatap peradaban masa depan, pertanyaan lanjutannya adalah, haruskah pelembagaan olahraga di bawah hegomoni bisnis ini dipertahankan?
Jikapun tidak bisa dihindari, lalu pertanyaan pentingnya ialah, bagaimana mencegah efek karambol  negatif yang berlebihan dari pelembagaan olahraga ini?
Dan, bagaimana mendudukkan kembali letak hakikat olahraga, yang notabene meng-absyahkan senam asal ‘kroyak’, juga jingkrak-jingkrak ala suporter bola para tetangga saya itu sebagai sebuah kategori olahraga, ----di persepsi masyarakat dunia? ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H