Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kyai Janur Kuning (04)

6 Desember 2016   08:53 Diperbarui: 7 Desember 2016   02:31 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Anakku, Basoko… Kok durhaka kamu, hmm?! Berani dengan Ayahandamu… Oh… Anakku…. Ingatlah pada nasehat-nasehat Ibu, to… Rela jika kehilangan, menerima kalau sakit, dan iklas bila menghadapi kenyataan…”.

“Ibu…! Bagaimana dalam keadaan yang demikian, Ibu malah ikut memojokkan saya… Seharusnya sedari tadi, Ibu harus bicara, mengingatkan Ayahanda Prabu Mengkuwaseso, dari kesalahannya, Ibu…”.

Melihat Permaisuri Sepuh Ajengastuti dibantah, Prabu Sepuh Mengkuwaseso memutus ocehan Pangeran Baskoro.

“Cukup…! Baskoro… Dengan Ibumu saja kamu tidak punya rasa takut dan kasih, tidak punya sopan-santu. Juga dengan saya… Apalagi kepada rakyat kecil di Pendhawan. Yang sudah pasti bakal kamu sepelekan dan kamu bikin sewenang-wenang… Maka dari itu, Basoko, kamu tidak saya beri wewenang menjadi raja Pandhawan, Basoko… Dan, mawas diri lah mawas diri lah kamu, Basoko…”.

“Ya, ya, ya kalau begitu…. Sudah!!!”

Pangeran Basoko menarik diri penghadapannya dengan terlebih dulu menyempatkan menatap sinis Prabu Sancoyo. Kemudian berbalik untuk meninggalkan pendapa.

“Aduh Kangmas Mengkuwaseso… Bagaimana ini, Nanda Basoko?!, ratap Permaisuri Sepuh Ajengastuti kepada Prabu Sepuh Mengkuwaseso, dan berlanjut kepada Prabu Sancoyo.

“Oh Anak Prabu Sancoyo… Jangan salah paham ya, Anak Prabu… Saudaramu ya kakakmu Basoko sudah berani meninggalkan sopan santun”.

“Sudah, sudah Ibu… Namanya orang sedang terbakar amarah ya memang demikian. Suka lupa aturan…”, tanggap tenang Prabu Sancoyo kepada Ibu Permaisuri Sepuh Ajengastuti.

Dan, Prabu Sancoyo mulai berkonsentrasi memikirkan kerajaan lebih lanjut dengan memberikan perintah pertama kepada Patih Wiro.

“Paman Patih Wiro…”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun