Para siswaku serentak menjawab, ”Bilangan negatif...”.
Kuberi penguatan dan secara equal demokratis kupersilahkan siswaku berhak berbicara.
”Wow... wow... Ternyata para siswaku anak-anak pintar... Sebelum Pak Guru lanjutkan, adakah di antara kalian yang kurang jelas?”.
”Sudah, Pak...”, hak bicaranya singkat, hhhh...
Sesi berikut, para siswa ku kelompokkan. Setiap kelompok beranggotakan 4. Ketua kelompok ke depan mengambil lembar kerja dan kusilakan menentukan tempatnya, boleh di dalam ataupun di luar kelas.
”Diskusikan bersama kelompokmu!”, instruksiku tanpa ada intimidasi.
”Siap, Pak...!”, jawaban nuansa militer tapi bukan militeristik.
Cekatan! Para siswaku menyelesaikan soal-soal yang ada pada lembar kerja.
Masing- masing kelompok melakukan kegiatan. Mereka membagi tugas sendiri-sendiri. Ada yang membuat garis bilangan, ada yang membuat catatan, ada yang melakukan lompatan.
Wuih! Biasa. Ada juga yang manja (?) berkomentar, ”Aduh, Pak, lelah sekali”.
Namun luar biasa! Saat melompat, raut muka dari kebanyakan mereka berseri-seri, tanda menyenangkan. Tanda fenomena intimidasi, sabotase, juga terorisme itu tidak ada!