Mohon tunggu...
Khodijah
Khodijah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pengalaman Menulis Buku

10 September 2023   14:54 Diperbarui: 10 September 2023   15:41 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Sekitar tahun 2018 ahir. Penerbit buku ku sempat membahas soal keinginannya mencetak buku dan masuk Gramedia, yang konon minimal cetak sebanyak kisaran 500 buku.

Biaya penerbitan dari penerbit, dan saya terima keuntungan seingatku dalam bincang waktu itu 10% belum termasuk pajak. Ya sudah saya sepakat. Tidak mempermasalahkan, malah senang. Hanya saja saat itu bingung buku yang keberapa yang sebaiknya diangkat.

Saat itu buku yang telah tercetak ada tiga. Pilihannya adalah
1. Sukma
2. Atas Nama cinta
3. Cinta Diam

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Ketika hendak dipilih dikumpulkanlah suara terbanyak dari team penerbit dan pembaca.
Belum suara terkumpul. Treng...teng...teng...Datanglah tamu tak diundang dan yang kepulangannya pun tak diantar itu. Siapakah tamu itu?
Tamu itu bernama Covid19.

Hingga tahun 2022, rencana pun ambyar. Malah buku ke empat dan ke limaku Raga Sarira dan Kuncup Berkembang juga tertunda, karena banyak yang terkena covid. Sekitar dua tahunan baru selesai penerbitan.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Efek pendemi begitu terasa, hingga kurang lebih selama tiga tahun mengubah semuanya.

Saat ini ketika datang kebeberapa  toko buku situasinya sudah tidak lagi sama. Rencana dulu juga sudah membuatku tak lagi berselera. Ya dari penerbitnya juga tidak lagi ada bahasan sebagaimana sebelumnya. Kita sudah sama-sama tahu situasinya.

Bagai membalik telapak tangan dengan sekejap, semuanya telah mengubah.

Sebelumnya saya mengharap bagaimana agar buku-bukuku dipinang penerbit mayor. Saat ini keinginan itu pun mulai berkurang. Sekalipun sekiranya dipinang tidak menolak. Artinya tidak harus

Karena di penerbit indi juga kurang lebih samalah. Yang membedakan di Indi kita sambil memasarkan sendiri

Gak diberatkan dengan biaya penerbitan produksi. Karena mau cetak berapa saja bisa (tergantung pada penerbitnya). Kita tahu berapa kesanggupan kita untuk memasarkan. Jumlah itulah yang akan dipesan. Sehingga tidak takut uang kita mati, ataupun stok buku mbludak.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi


Selain itu penerbit indipun mengadakan buku digitalnya juga. Jadi untuk yang tidak bisa membaca buku fisik, bisa lewat hp, jadi gak ada alasan untuk mengatakan membaca, itu bukan lagi kekinian

Justru peminat bacaan saat ini menurutku banyak sekali. Tapi yaa itu, bacaan lewat buku digital. Sehingga buku fisik sepertinya lebih digandrungi para siswa, sebagai referensi keilmuannya.

Ya begitulah ceritanya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun