Perdebatan Kian Seru
Pemuda lain yang baru bergabung menyela, "Tapi, Ustaz, bukankah dalam hal ibadah kita harus berfokus pada niat? Jika pakaian panjang saya tidak mengganggu ibadah saya dan niat saya bersih, mengapa harus dilarang?"
Zulkarnain tersenyum lebih lebar. "MasyaAllah, kalian benar-benar haus ilmu. Namun ingatlah, syariat itu tidak hanya bergantung pada niat. Ada aspek ketaatan yang tidak boleh diabaikan. Allah berfirman, 'Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka ambillah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.' (QS. Al-Hasyr: 7). Rasulullah melarang isbal, baik dengan niat sombong atau tidak, kecuali ada udzur. Bukankah mengikuti sunnah adalah bentuk ketaatan tertinggi?"
AKHIR PERDEBATAN
Pria bersorban itu menutup diskusi dengan bijak. "Ananda sekalian, ingatlah bahwa kita berdebat bukan untuk menang, tetapi untuk mencari kebenaran. Jika kita berselisih pendapat, jangan sampai hati kita retak. Rasulullah bersabda, 'Barang siapa yang menyeret pakaiannya karena kesombongan, Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat.' Maka, menghindari pakaian yang melebihi mata kaki adalah jalan selamat, terlepas dari niat kita. Mengapa mengambil risiko ketika ketaatan itu lebih mudah?"
Pemuda pertama menunduk, merenungkan jawabannya. Sementara yang lain perlahan bangkit, merasa puas dengan penjelasan tersebut. Majelis tambahan itu berakhir dengan salam dan doa, meninggalkan jejak ilmu yang mendalam di hati mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H