Kelebihan Masing-masing Mereka:
Khususnya yang terkait dengan kontribusi mereka dalam ilmu hadis, pandangan metodologi mereka, serta murid-murid dan pengaruh dari masing-masing imam.
1. Imam Abu Hanifah (80-150 H)
 Guru-guru Utama: Imam Abu Hanifah belajar dari beberapa tabi'in terkenal, seperti Hammad bin Abi Sulaiman, serta menerima ilmu dari sahabat yang masih hidup pada masanya, seperti Anas bin Malik.
 Metodologi: Metodologi Abu Hanifah dikenal sebagai Ahlur Ra'yi, yaitu metode ijtihad yang lebih menekankan logika dan analogi (qiyas) dalam merumuskan hukum Islam. Hal ini karena minimnya peredaran hadis di Kufah, tempat tinggalnya, sehingga qiyas menjadi pendekatan utama.
 Murid-Murid Terkenal: Murid-murid terkenal dari Imam Abu Hanifah antara lain Imam Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan asy-Syaibani, yang kelak ikut menyusun dan mengembangkan Mazhab Hanafi hingga menyebar luas di dunia Islam.
 2. Imam Malik bin Anas (93-179 H)
Â
Guru-guru Utama: Imam Malik berguru kepada sekitar 900 orang ulama Madinah, termasuk dari tabi'in seperti Nafi' maula Ibnu Umar dan juga sahabat yang berada di Madinah.
Pandangan Metodologi: Imam Malik mendasarkan pandangan hukumnya pada amalan penduduk Madinah, yang dianggap sebagai bentuk "sunnah praktek" yang lebih dekat dengan tradisi Rasulullah dan sahabat. Amalan penduduk Madinah dipandang sebagai interpretasi praktis sunnah yang otentik.
 Murid-Murid Terkenal: Murid-murid beliau yang terkenal antara lain Imam Syafi'i dan Sufyan bin 'Uyainah, yang banyak meriwayatkan dan menyebarkan ilmu fikih Mazhab Maliki ke luar Madinah.
 3. Imam Asy-Syafi'i (150-204 H)