Mohon tunggu...
Khidrian Arfiansyah
Khidrian Arfiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Social Welfare Student at Sunan Kalijaga State Islamic University

Tertarik terhadap isu-isu sosial, politik, dan fenomena alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampung Adat Miduana, Serpihan Surga yang Tersembunyi di Cianjur

1 November 2023   15:33 Diperbarui: 1 November 2023   15:39 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rata-rata usia masyarakat kampung memang di atas 90 tahun, walaupun sudah berusia lanjut lansia di Kampung Adat Miduana masih sehat-sehat dan tampak bugar. Bahkan banyak dari mereka yang masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti menyadap nira, pergi ke sawah, dan aktivitas lainnya yang bisa mereka lakukan.

5.  Larangan dan Pantangan Bagi Wisatawan

Bagi wisatawan yang hendak berkunjung, perlu diketahui bahwa harus didampingi oleh pimpinan adat atau yang mewakili. Hal ini sudah menjadi ketetapan dan aturan kampung adat. Selain itu, wisatawan juga harus memiliki tujuan yang jelas apa motif yang mendorong mereka berlabuh ke kampung tersebut.

Selama berada di Kampung Adat Miduana, wisatawan tidak boleh melakukan hal 'sompral' atau berkata yang tidak pantas, seperti perkataan menantang, misuh ataupun perkataan yang semestinya tidak perlu diucapkan.

Yang terakhir, konon katanya ada kepercayaan yang dijunjung oleh masyarakat , yaitu jika sudah masuk salah satu rumah dan akan pergi ke kamar mandi, maka harus melewati 'gowah' atau lokasi penyimpanan padi terlebih dahulu di rumah tersebut.

Demi kebaikan dan kerukunan bersama, sebaiknya wisatawan yang hendak berkunjung mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan di Kampung Adat Miduana.

Kampung Adat Miduana merupakan salah satu pesona warisan Indonesia yang harus terus dijaga dan dilestarikan supaya tetap pada keasriannya dan menjadi bagian sejarah yang bernyawa bagi keindahan Indonesia.

Kurang-lebih seperti itu, kalau ada yang kurang penulis mengucapkan permohonan maaf. Mari berdiskusi Terimakasih!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun