"Eee..Ini senter baru dulu mah..." Kata Rasa lagi.
"Buang sajalah senter tak tau diri kau itu..." Tanggap Kian.
Akhirnya pencarian durian hari itu berakhir dengan kepenatan yang cukup membuat duduk mereka terpuruk di kedai yang tadinya menjadi tempat membangun niat petualangan itu. Namun niat itu jualah yang akhirnya menghadirkan kisah-kisah membahagiakan untuk diceritakan, berbeda kondisi sebenarnya dengan apa yang mereka alami. Dalam cerita lapau itu, penderitaan tersebut mampu menjelma menjadi sebuah ketertarikan dalam pendengaran. Antusiasme yang menguburkan kekecewaan dan menggantikan dengan keseruan tawa-tawa, yang kebahagiaannya mungkin sebanding dengan cepak-cepong menikmati durian yang sesungguhnya. Dan perjuangan itu di balas oleh tuhan dengan betuk lain, bukan dengan rasa menyengat durian dengan kolesterolnya, dengan sendawa dengan bau khasnya yang mungkin mengusik ketenangan orang lain.
Padang, pojok ruang FT UNP
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H