Apa hal yang menjadikan literasi baca-tulis perlu diterapkan di kalangan peserta didik? Seberapa pentingkah kemampuan literasi bagi peserta diik? Beberapa pertanyaan di atas ada kalanya harus dijawab dengan penjelasan-penjelasan mengenai seberapa pengaruhnya kemampuan literasi sangat penting ditumbuhkan pada kalangan siswa atau peserta didik?
Literasi yang dikembangkan pada siswa akan mewujudkan citra baik pada kehidupannya. Selain wawasan pengetahuan yang meningkat, penerapan literasi baca-tulis akan mengembangkan pribadi peserta untuk mencintai buku bacaan.Â
Siswa yang mencintai membaca akan memiliki potensi besar untuk mengembangkan wawasan diri secara gamblang dan luas, serta dapat memanfaatkan wawasan tersebut buntuk memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari siswa.
Peserta didik yang literat akan jauh memudahkan untuk mengeksplorasi diri dalam biang pendidikan. Sedangkan bagi siswa yang aliterat akan mengalami kesulitan untuk mengeksplorasi diri terutama dalam hal akademik.Â
Oleh karena itu, kemampuan literasi wajib ditanam dalam diri peserta didik untuk memudahkan memecahkan persoalan-persoalan apapun dalam kehidupan.
Membaca adalah pondasi dasar kemampuan peserta didik. Peserta didik yang memiliki kemampuan membacanya baik, maka akan memudahkan dalam hasil belajar pada dirinya. Pun dengan peserta didik yang memiliki kemampuan literasinya minim, akan berdampak juga pada hasil bacaannya yang kurang maksimal.Â
Hal ini, menjadikan literasi sebagai teori dasar bagi peserta peserta didik untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk mengembangkan diri secara luas.
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN---Tematik) dengan mengngkat tema Kuliah Kerja Nyata Tematik Literasi dan Rekognisi Merdeka Belajar Kampus Merdeka-Pusat Prestasi Nasional.
Dalam Tema KKN ini, yang menjadi pengharapan ke depannya adalah agar peningkatan literasi peserta didik semakin terlihat perubahan ke arah yang lebih baik.Â
Berbagai Upaya sadar yang dilakukan oleh pengajar merupakan suatu usaha yang sangat fundamental dalam meningkatan literasi di sekolah. Sedangkan upaya-upaya baik lainnya adalah yang dilakukan oleh Orangtua dalam merealisasikan hasil bacaan peserta didik di rumah.Â
Kedua aspek tersebut merupakan hal yang paling penting untuk pengembangan diri siswa dalam berliterasi secara optimal. Yang diharapkan dari upaya-upaya tersebut agar peserta didik dapat menghasilkan sesuatu yang signifikan untuk merealisasikan literasi baca-tulis untuk dirinya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara denan kepulauan terbanyak di dunia dan menjadikan Negara Indonesia sebagai Negara yang memliki hasil kekayaan alam terbanyak dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.Â
Namun, dalam bidang pendidikan dan literasi, Indonesia adalah negara yang mendapatkan notabene sebagai negara yang memiliki penduduk kurang dalam minat membaca, terutama pada peserta didik. Minimnya minat literasi tersebut yang menjadikan Indonesia memerolah skor membaca sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Hal ini dibuktikan dengan hasil keputuasan yang dikeluarkan oleh PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2018, skor Indonesia untuk kemampuan membaca masih berada di level rendah, yaitu 371.Â
Sedangkan Peringkat paling atas dengan kemampuan membaca tertinggi di raih oleh Negara Republik Rakyat China dengan perolehan skor sebanyak 555. Perbedaan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan negara maju lainnya.
PISA adalah salah satu sistem penilaian dengan ranah internasional yang menitikberatkan penelitian terhadap kemampuan anak usia 16 tahun dalam bidang pendidikan yaitu literasi membaca, literasi matematika, dan literasi di bidang sains. Dari hasil skor PISA tersebut, diperlukan peran aktif guru dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa.
Orang tua sebagai orang pertama yang mendidik serta membimbing anaknya mempunyai tanggung jawab akan pentingnya memberikan pendidikan bagi anaknya. Untuk orang tua yang memiliki waktu dalam mendampingi anak belajar daring mungkin hal tersebut dapat diatasi.
Guru memegang peranan terbesar sebagai fasilitator selain orang tua dalam menumbuhkan kebiasaan literasi di lingkungan sekolah untuk menggantikan peran orang tua di rumah. Maka, berikut ini beberapa hal yang guru perlu lakukan dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa, diantaranya:
1. Menumbuhkan Kesadaran SiswaÂ
Pengajar dapat memberikan dorongan berupa motivasi pada siswa dengan menggunakan metode pendekatan emosional yang dapat dilakukan dengan cara mengingatkan para siswa tentang pentingnya membaca untuk kehidupan.Â
Hasil dari dorongan tersebut akan menjadikan siswa untuk jauh lebih mencari serta mengeksplorasi diri dengan banyak membaca buku pelajaran atau non pelajaran di rumah.
2. Mengembangkan Intelektual siswa dalam memahami sebuah pertanyaan
Guru dapat memberikan latihan yang bertingkat dari pertanyaan yang cukup mudah sampai dengan pertanyaan yang menantang. Pertanyaan yang menantang disini maksudnya adalah pertanyaan yang membutuhkan analisa siswa dalam menjawabnya.
Suatu hal utama yang harus dilakukan oleh siswa adalah memahami pertanyaan dengan cara menyimak dengan baik pertanyaan-pertanyaan tersebut. Hal ini akan menjadi kunci bagi siswa agar dapat mencari jalan alternative lainnya..
 3. Mendorong peserta didik agar banyak membaca
"Practice makes perfect.". Doronglah siswa agar terus berlatih dalam meningkatkan kemampuan menganalisa suatu bacaan. Dengan meningkatnya kemampuan menganalisa suatu bacaan, maka akan berkorelasi positif dengan kemampuan literasi lainnya, misalnya kemampuan penalaran konsep.
4. Menciptakan suasana menarik
Kalau sudah suka dan terbiasa, membaca bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun. Namun untuk pemula, dibutuhkan space yang mumpuni, seperti tersedianya kursi yang nyaman, pencahayaan cukup, dan buku yang variatif. Di dalam kelas misalnya, coba isi dengan banyak buku-buku menarik.Â
Jika dikelilingi buku, perlahan siswa akan tertarik untuk menyentuh bukunya, kemudian membuka, melihat gambar, dan mulai membaca halaman demi halaman.
5. Mewajibkan perpustakaan sebagai bagian dari proses pembelajaran
Guru sebagai fasilitator mewajibkan para siswa untuk menjadwalkan jam wajib membaca di perpustakaan. Hal ini sebagai bentuk proses pembelajaran siswa di luar kelas. Dan sangat efektif untuk meningkatkan minat membaca pada siswa.
Itulah beberapa tips yang mungkin bisa dilakukan untuk meningkatkan minat literasi baca-tulis pada peserta didik. Semoga tips yang dipaparkan dapat bermanfaat serta dapat direalisasikan oleh para guru sebagai fasilitator di sekolah, dan juga dapat diterapkan oleh para Orangtua di rumah.
Diharapkan dengan adanya kehadiran dan bantuan dari mahasiswa KKN selama satu bulan ini diberbagai sekolah akan membantu guru-guru, siswa, dan orang tua siswa dalam upaya meningkatkan minat literasi baca-tulis pada siswa dan juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa turut andil dalam kegiatan di lingkungan sekitarnya terutama dalam bidang pengembangan literasi.
Oleh Kharisma Shandila Mirakhi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H