Jika kalian pernah mendengar sampah yang dikirim dari negara-negara maju ke negara-negara kecil yah begitulah cara kerja daur ulang itu sebenarnya. Walaupun pada negara maju sampah telah dibedakan berdasarkan jenisnya, percayalah bahwa ujung-ujungnya mereka hanya berakhir pada TPA.Â
Pikirkan saja bahwa saat ini hampir semua produk yang ada di sekitar kita dikemas menggunakan plastik merupakan barang yang terjual dan sampai ke konsumen. Namun bagaimana dengan barang-barang yang tidak terjual hingga kadaluarsa dari barang tersebut habis. Jadi tidak semua produk yang dijual oleh perusahaan akan berakhir ke tangan konsumen. Hal ini yang harus diperhatikan bagaimana sampah plastik tersebut akan selalu menumpuk terus menerus.Â
Tanda recycle yang terdapat pada wadah-wadah plastik pun digunakan untuk merancu konsumen untuk berpikir bahwa produk plastik tersebut dapat didaur ulang yang mana kenyataannya symbol itu hanya digunakan sebagai pemanis dari tanda jenis plastik yang digunakan. Hanya sekian persen saja wadah plastik yang benar-benar dapat terdaur ulang sempurna.
Daur ulang menjadikan kita untuk mengabaikan masalah yang lebih besar dari penggunaan plastik itu sendiri. Jika kita terus-terusan berpikir bahwa daur ulang dapat menyelesaikan masalah maka sama halnya bahwa kita tidak peduli dengan lingkungan. Cara satu-satunya untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini adalah apapun itu yang bernama plastik, mulai saat ini mari berusaha untuk sebisa mungkin meminimalisirkan penggunaan dari plastik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H