Mohon tunggu...
Khanifatu Shari Eah
Khanifatu Shari Eah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tetaplah jadi diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Remaja dalam Perspektif Psikologi Pendidikan

6 Januari 2025   10:40 Diperbarui: 6 Januari 2025   10:38 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

       Remaja (adolescere) merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, yang selalu diiringi dengan pelbagai pematangan fisik dan psikologis. Perubahan dramatis tersebut turut menyertakan perubahan yang signifikan terhadap pola pikir, sikap, perilaku dan mental spiritual. Metode pengajaran yang berlaku efektif bagi mereka tidak sama dengan masa sebelum ataupun sesudanya. Ini disebabkan perbedaan persoalan yang dihadapi, di antaranya: remaja disebut sebagai periode peralihan, perubahan, usia bermasalah, mencari identitas. Oleh karena itu, pada dasarnya metode yang paling optimal bagi usia remaja adalah pembelajaran yang menekankan pada etika-sosial mampu mengendalikan impelementasi dari id, ego dan super ego-nya. Sehingga mampu menumbuhkembangkan sekaligus menguatkan relasi yang terbentuk antara bakat dan minat yang inheren dalam diri remaja tanpa takut akan terjerumus sikap negatif. 

Psikologi remaja (adolescence psikology) memberikan perhatian secara khusus pada kehidupan remaja. Tanda yang spesifik dalam kehidupan remaja adalah adanya perubahan-perubahan fisiologis yang menyebabkan remaja mengalami kematangan seksual dan pubertas. Masa ini dipenuhi pelbagai aktivitas yang pada intinya merupakan pencarian identitas diri (self identity). Hurlock menyebut masa ini sebagai fase adolescence. Secara fisik remaja memang tampak begitu optimal, namun dari perspektif lain merekaberada pada fase yang mengalami banyak masalah, baik menyangkut hubungan dengan dirinya maupun orang lain. Belajar adalah kegiatan full-contact, karena itu belajar harus melibatkan semua aspek kepribadian manusia, seperti pikiran, perasaan dan bahasa tubuh serta pengetahuan, sikap dan keyakinan tentu tanpa melupakan persepsi masa mendatang.

Perkembangan Fisik Remaja

           Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Menurut Mappiare masa remaja berlangsung antara umur dua belas sampai dengan dua puluh satu tahun bagi wanita dan tiga belas sampai dua puluh dua tahun bagi pria.

           Berkaitan dengan perkembangan fisik remaja di mana perkembangan setiap individu itu berbeda, bahwa perkembangan fisik remaja secara umum dibagi menjadi beberapa fase perkembangan fisik: faseawal/prapubertas yaitu antara dua belassampai empat belas tahun bagi putra dan sepuluh sampai tiga belas tahun bagi putri. Fase tengah pubertas di antara empat belas sampai enam belas tahun untuk putra dan tiga belas sampai lima belas tahun bagi putri. Fase akhir bagi putra berkisar antara tujuh belas dan sembilan belas tahun, sedangkan remaja putri berkisar enam belas sampai sembilan belas tahun.

           Ditinjau dari umur, World Health Organization (WHO) menetapkan bahwa yang disebut remaja adalah manusia yang berusia dua belas hingga dua puluh empat tahun. Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebut angka sepuluh hingga Sembilan belas tahun untuk pelayanan kesehatan remaja. Sementara itu, menurut Dirjen Remaja dan Perlinduungan Hak Reproduksi BKKBN, batas usia remaja adalah sepuluh hingga dua puluh satu tahun. Dari beberapa pendapat tersebut, terlihat bahwa remaja adalah masa peralihan masa anak-anak menuju dewasa, dan dalam masa tersebut terjadi proses pematangan fisik dan psikologis.

           Aspek fisik remaja, Fase ini berkisar antara lima belas hingga dua puluh tahun, masa ini merupakan masa peralihan dari masa remaja ke masadewasa. Masa ini ditandai dengan terbentuknya remaja laki-laki sebagai bentuk khas laki-laki dan perempuan sebagai bentuk khas perempuan, seperti pada laki-laki memiliki perubahan bentuk tubuh, ukuran tinggi, berat badan naik, proporsi muka dan badan, otot-otot menjadi kuat, terjadi perubahan suara, tumbuh kalamenjing, tumbuh rambut sekunder di bagian tertentu, kelenjar testis mulai memproduksi cairan mani dan spermatozoa dan remaja putra lebih tampak sebagai laki-laki dewasa dan mengarah kebapakkan. Sedangkan pada perempuan memiliki perubahan bentuk tubuh, ukuran tinggi, berat badan naik, perubahan payudara, tumbuh rambut halus di daerah tertentu, kulit dan otot menjadi halus dan lembut, pinggul membesar, suara menjadi halus dan nyaring, menstruasi, ovarium mulai menghasilkan ovum yang matang dan perawakannya tampak sebagai wanita dewasa dan keibuan.

           Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan mulainya pubertas. Hormon pertumbuhan memproduksi dorongan pertumbuhan yang cepat, yang membawa tubuh mendekati tinggi dan berat dewasanya dalam waktu dua tahun. Dorongan pertumbuhan itu terjadi lebih awal pada pria daripada wanita, juga menandakan wanita lebih dulu matang daripada pria. Sehingga masa remaja laki-laki lebih singkat dari remaja perempuan. Namun dengan adanya status yang lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya laki-laki cepat menyesuaikan diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang.

Perkembangan Psikologis Remaja

Berikut adalah kebutuhan dasar remaja sesuai dengan perkembangan psikologinya: Pertama, masa remaja sebagai periode penting. Ada periode yang penting karena akibat fisik maupun akibat psikologis. Pada periode remaja kedua-duanya sama penting. Dalam membahas akibat fisik pada remaja, Tannermenjelaskan bahwa bagi sebagian besar anak muda, usia atara dua belas dan enam belas tahun merupakan tahun kehidupan yang penuh kejadian sepanjang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan. Tidak dapat disangkal, selama selama kehidupan janin dan tahun pertama atau kedua setelah kelahiran, perkembangan berlangsung semakin cepat, dan lingkungan yang baik semakin lebih menentukan, tetapi yang bersangkutan sendiri bukanlah remaja yang memperhatikan perkembangan atau kurangnya perkembangan dengan kagum, senang atau takut.

           Kedua, masa remaja sebagai periode peralihan. Bila anak-anak beralih dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, anak-anak harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan juga harus mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yag sudah ditinggalkan. Namun perlu disadari bahwa apa yang telah terjadi akan meninggalkan bekasnya dan kan mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru. Seperti yang dijelaskan oleh Osterrieth,'' Struktur psikis anak remaja berasal dari masa kanak-kanak, dan banyak ciri yang umumnya dianggap sebagai ciri khas masa remaja sudah ada pada akhir masa kanak-kanak. Perubahan fisik yang terjadi selama tahun awal masa remaja mempengaruhi tingkat perilaku individu dan mengakibatkann diadakannya kembali penyesuaian nilai-nilai yang telah bergeser.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun