Mohon tunggu...
Khalis Uddin
Khalis Uddin Mohon Tunggu... pegawai negeri -

pria dari dataran tinggi gayo, pedalaman aceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jokowi dan Gayo, Cinta Bertepuk Sebelah Tangan?

9 Mei 2017   15:41 Diperbarui: 9 Mei 2017   15:54 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gayung tidak bersambut, wajar-wajar saja jika Jokowi dan para pihak disekitarnya tidak menaruh perhatian, tidak salah jika mereka bersikap gere gatal sana si kayo (tidak gatal untuk apa di garuk). Beda sekali dengan perlakuan istimewa kepada sejumlah tokoh non Gayo beberapa tahun silam, semisal Bustanil Arifin didaulat menjadi Urang Gayo Kehormatan dan tokoh-tokoh lainnya yang jauh dari tarap Presiden.

Padahal bisa saja seperti Aman Thur yang ketiban rezeki menerima hadiah satu unit mobil baru dari pihak tertentu di sekeliling Jokowi. (baca : Jokowi ke Gayo, Aman Thur Dihadiahi Mobil). Alasannya tidak lain adalah balas budi, karena Aman Thur dianggap sangat berjasa karena membantah berita menyudutkan Jokowi sebagai non muslim.

Kembali mengutip pidato Jokowi di Bandara Rembele, dengan tegas bernada perintah dikatakan :

Ini nanti Bandar Udara Rembele ini menjadi percuma kalau tidak diiringi dengan tahapan-tahapan berikutnya, step-step berikutnya. Apa? Pelayanan perizinan tadi, sehingga arus modal, arus uang menjadi masuk kesini.

Yang kedua, pariwisata, promosi. Baik Bupati Bener Meriah, Bupati Aceh Tengah, Gubernur semuanya harus mulai konsentrasi promosi bahwa di kawasan ini, di Bener Meriah, di Aceh Tengah ini ada yang namanya Danau Laut Tawar kanan kirinya gunung yang sangat indah. Dipromosikan sehingga berdatangan wisatawan ke kawasan ini.

Kerja sama dengan Kementerian Pariwisata. Kalau ndak, ya nanti pesawat yang datang kesini meskipun runway-nya sudah diperpanjang 2.260, sudah panjang, Boeing 737 sudah bisa, yang kecil sudah bisa masuk yang 300, tapi kalau tidak ada yang datang menjadi percuma bandar udara ini.

“Oleh sebab itu, semuanya harus menggerakkan, harus bergerak,” kata Jokowi. 

Sepertinya ada yang salah soal perhatian timbal balik ini. Informasi yang diterima Jokowi tentang Gayo, khususnya perpolitikan bisa dibilang sepertinya tidak sempurna. Bisa ditebak, tentu saja soal permintaan pemekaran Provinsi Aceh yang pasti sangat diwanti-wanti oleh elit politik di Aceh sebagai sesuatu yang haram terlaksana. (baca :  Ratusan mahasiswa Gayo minta Jokowi segera sahkan Provinsi ALA)

Tak hanya itu, nada halus beraroma sindiran juga sempat terucap dari mulut Jokowi soal polemik ganti rugi lokasi Bandara Rembele. (baca : Soal ganti rugi, warga demo Bandara Rembele)

“Tadi saya bisik-bisik, ini rumah saya dulu kok sudah hilang, saya tanya ke Pak Menteri, di mana rumah saya? Mohon maaf Pak sudah digusur untuk perluasan Airport (Bandara) Rembele. Ya mestinya kalau mau gusur rumah Presiden itu izin. Izinnya baru pagi-pagi tadi, Pak, rumah Bapak mohon maaf kami gusur. Mestinya mau gusur kan sebelumnya, saya perbolehkan atau tidak. Tapi kalau untuk kepentingan umum yang sangat diperlukan oleh masyarakat, saya sampaikan, ya, silakan. Ini untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan perorangan atau pribadi bandara ini,” kata Presiden Jokowi dalam pidatonya dalam peresmian operasional Bandara Rembele tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun