Angga terkapar tidak berdaya, aku makin leluasa memainkan pisau di tangan. Dengan buas membelah dadanya hingga ke perut, lalu memotong jantungnya. Tak jua puas, aku merenggut hatinya, memasukkan kedua organ tubuh Angga ke tong sampah dapur.
 Kutatap sekali lagi lelaki itu, aku begitu menikmati indahnya, kematian orang yang sangat kusayangi. Seperti seorang kembara yang kehausan, telah melepas dahaga dengan puas, menikmati tiap tetes darah yang mengalir dari tubuh Angga..
 Aku mencuci tangan bekas bercak-bercak darah, mengganti baju dengan pakaian yang memang sudah di siapkan dari tatanan rencanaku.
Setelah rapi, aku tinggalkan Angga di dapurnya. Kuucapi kata terakhir untuk lelakiku yang malang. "Damailah di surga," seraya menutup pintu dan melenggang pergi.
Martapura KalSel 31052020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H