Mohon tunggu...
Braga InsaN
Braga InsaN Mohon Tunggu... wiraswasta -

Follow My Twitter @irulinsan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Yuna"

31 Januari 2016   09:29 Diperbarui: 31 Januari 2016   09:54 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Prian memang cenderung santun malam itu. Untuk ukuran standar kesantunan di lokasi hiburan malam, maka perlakuan Prian terhadap Yuna memang tak seperti pria pada umumnya. Prian lebih memperlakukan Yuna seperti adik kandungnya sendiri. Induk harimau terlarang memangsa anaknya sendiri!

Hal itu merjawab pertanyaan Prian. Meski terlihat masih lelah, namun Yuna terkesan memaksakan diri untuk tetap datang. Bergegas bangun sepagi ini dari aktifitas dini hari adalah sesuatu banget.

“Ahh.. kupikir kamu bela-belain datang karena kangen dengan aku Dek!” Prian berusaha mencairkan suasana seraya melanjutkan suapan potongan sosis yang tadi sempat tertunda masuk ke dalam mulutnya.

“Jadi kamu benar-benar gak berminat untuk alih prosefesi Yun?”

“Aku mungkin tak lama berada di kota ini Kak.”

“Lohh.. mau pergi kemana lagi kamu? Bukankah kamu terikat kontrak di tempat kerja untuk kurun waktu tertentu?”

Yuna menjelaskan kepada Prian bahwa dalam perjanjian antara Ia dan manajer tempatnya bekerja ternyata fleksibel. Jika Yuna jenuh, maka Ia bisa melenggang pergi setelah menuntaskan kewajibannya. Kewajiban dengan target mengumpulkan sekian banyak voucher yang di dapatnya selama bekerja mendampingi tamu karaoke dalam jumlah tertentu. Untuk seorang Yuna tak sulit mencapai target tersebut. Label “barang baru” menjadi daya tarik tamu. Utamanya tamu yang rutin berkunjung.

Sisi terang Prian menggeliat mendengar penjelasan Yuna. Segera disambarnya pernyataan Yuna tersebut. Prian mengatakan kepada Yuna bahwa Ia sangat senang mendengar Yuna berkeinginan untuk segera minggat dari tempatnya bekerja.

“Kamu masih muda Yun. Rasanya kurang elok berlama-lama menjalani profesi itu. Aku pikir banyak peluang kerja lain yang bisa kamu jalankan. Labih baik dari sekarang.”

Yuna merespon nasihat Prian dengan menarik kedua bibirnya yang mungil melebar kesamping. Rentetan gigi putihnya sedikit saja terlihat. Dikibaskannya beberapa helai rambut yang sedari tadi tampak menutupi pandangan mata kanannya.

“Aku turut senang dengan rancana kamu Yun. Semoga kamu segera mendapatkan jodoh pria idaman mu juga ya…”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun