Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang proses keberatan dan banding pajak, berikut adalah beberapa studi kasus dan contoh nyata:
1. Kasus Perusahaan Besar: Sebuah perusahaan besar mengalami sengketa pajak terkait dengan penilaian atas penghasilan kena pajak mereka. Otoritas pajak mengeluarkan surat ketetapan pajak yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki kewajiban pajak yang lebih besar dari yang dilaporkan. Perusahaan mengajukan keberatan dengan menyertakan laporan keuangan yang telah diaudit dan bukti-bukti pendukung lainnya. Setelah melalui proses peninjauan, otoritas pajak menerima sebagian keberatan tersebut, namun perusahaan tetap merasa tidak puas dan mengajukan banding. Pengadilan pajak akhirnya memutuskan untuk menerima banding perusahaan dan mengurangi kewajiban pajak mereka secara signifikan.
2. Kasus Wajib Pajak Individu: seorang wajib pajak individu mengalami masalah dengan penilaian pajak atas penghasilan mereka dari investasi saham. Otoritas pajak menganggap bahwa wajib pajak tersebut tidak melaporkan seluruh penghasilan mereka dengan benar. Wajib pajak mengajukan keberatan dengan alasan bahwa penilaian pajak tersebut tidak memperhitungkan kerugian investasi yang terjadi. Setelah proses peninjauan, otoritas pajak menolak keberatan tersebut. Wajib pajak kemudian mengajukan banding dan pengadilan pajak memutuskan untuk mendukung klaim wajib pajak, mengakui kerugian investasi dan mengurangi kewajiban pajak mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI