Nah, disini, saya ingin berbagi tentang literasi-literasi yang perlu untuk dilakukan, sehingga kita dapat bersama-sama mengamalkan apa yang kita dapat dalam kehidupan sehari-hari.Â
Harapan pentingnya, semua yang kita lakukan dalam kehidupan kita akan menjadi semakin mudah karena faktor pengamalan akan literasi yang kita lakukan.
Lalu, apasih literasi itu? Menurut situs britanica.com,
"Literacy, capacity to communicate using inscribed, printed, or electronic signs or symbols for representing language."
Literasi diartikan sebagai kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan tulisan, tercetak, atau simbol-simbol atau tanda-tanda elektronik untuk mewakili bahasa.Â
Singkatnya, literasi itu merupakan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan simbol-simbol bahasa. Maka dari itu, membaca dan menulis tercakup dalam hakekat (substance) daripada literasi.
Lalu, Apa sajakah macam-macam literasi itu? Mari simak sampai tuntas.
Â
Prioritas pertama, literasi kitab suci.
 Sebagai bangsa yang berpegang teguh terhadap sila pertama, tentu literasi kitab suci harusnya menjadi prioritas utama bagi kita. Literasi Al-Quran merupakan literasi yang penting untuk kita lakukan bagi seluruh kalangan.Â
Hal tersebut dikarenakan Al-Quran merupakan kitab suci yang di dalamnya tidak ada kebohongan sama sekali, karena disampaikan melalui sosok yang paling terpercaya. Isinya adalah pedoman hidup bagi seluruh manusia yang ada di alam ini, sekaligus akar daripada solusi seluruh problematika di muka bumi. Â
Literasi kitab suci dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Adapun secara langsung, tentu kita membaca kitab suci kita dengan cara membacanya langsung, alias objek yang dibacanya kitab suci itu sendiri.Â
Namun, literasi kitab suci secara tidak langsung pun sangat perlu dilakukan mengingat agar kita tidak asal dalam menafsirkan kitab suci kita. Maka dari itu, para pakar kitab suci, seperti pakar Al-Quran Misalnya, menuliskan berbagai buku-buku tafsir untuk menjelaskankan isi Al-Quran secara jelas.
 Bahkan, literasi kitab suci secara tidak langsung dapat dilakukan tanpa membaca nukilan langsung dari Al-Quran, seperti membaca buku-buku hadis, fiqh, aqidah/kalam, dan akhlak/tasawwuf. Alasannya, karena buku-buku tersebut menjelaskan maksud-maksud dari Al-Quran itu sendiri.