Mohon tunggu...
Kezia Emmanuela Savita
Kezia Emmanuela Savita Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Hanya seorang pelajar biasa 💘

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sesuatu Yang Terus Membunuh Kita

27 Mei 2023   20:54 Diperbarui: 28 Mei 2023   14:26 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua adalah efek umpan balik yaitu proses di mana saat suhu Bumi meningkat, akan terjadi berbagai proses-proses alam lainnya yang mengikuti efek pemanasan global (Ashari, 2020).

Faktor terakhir adalah deforestasi atau penggundulan hutan. Tumbuhan merupakan satu-satunya makhluk hidup yang dapat merubah karbon dioksida menjadi oksigen, dan mesin pun tak dapat melakukannya! Dengan terjadinya deforestasi, penyerapan karbon mengurang dan menyebabkan emisi karbon untuk bertambah banyak serta mempercepat proses pemanasan global.

Jadi, apa yang menjadi dampak dari pemanasan global ini? Perubahan iklim merupakan perubahan suhu dan cuaca Bumi sepanjang waktu.

Dengan Bumi yang terus-menurus semakin panas, daerah kutub akan mengalami pencairan es dan permukaan laut akan terus meningkat sebagai akibat pencairan. Perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global meningkatkan intensitas dan frekuensi badai, serta banjir. Hal ini menjadi suatu hal yang sangat buruk bagi masyarakat pesisir yang terpaksa untuk pindah ke pedalaman pulau untuk menghindari banjir (TED-Ed, 2021). Tak usah jauh-jauh, ibu kota Indonesia, Jakarta, diprediksi akan tenggelam pada tahun 2050, karena hal yang sama yaitu permukaan air laut yang terus meningkat!

Sekarang kalian sudah melihat semua efek pencemaran dan betapa banyak jiwa-jiwa yang sudah terpengaruh oleh hal ini. Jadi apa yang dapat kita lakukan? Sebelum itu, mari kita melihat sebuah solusi kreatif yang dibuat oleh Anirudh Sharma dari India.

Saat Anirudh berada di India, ia melihat sebuah knalpot yang mengeluarkan asap berwarna hitam, dan tentunya hal tersebut adalah pencemaran udara. Tetapi melihat asap itu, Anirudh berpikir dan teringat dengan tinta. Ya, tinta yang kalian gunakan setiap hari, tinta yang diproduksi secara tradisional dengan membakar bahan bakar fosil! Saat ia kembali ke laboratoriumnya, Anirudh bereksperimen dengan sisa jelaga dari sebuah lilin dan ia berhasil dalam merubah jelaga tersebut menjadi tinta! Dari permulaan tersebut, Anirudh pun terus mengembangkan mesinnya dan berhasil membuat tinta pertama yang terbuat dari pencemaran udara. Anirudh mengatakan, 

"We can't claim that our ink will solve the world's pollution problem, but it does show what can be done if you look at this problem slightly differently," 

atau, 

"Kami tidak dapat mengklaim bahwa tinta kami akan menyelesaikan masalah polusi di dunia ini, tetapi ini menunjukkan apa yang dapat dilakukan jika Anda melihat masalah ini dari perspektif yang sedikit berbeda."

(TED, 2019)

Jadi, Anirudh mengidentifikasi masalah yang ada, ia mengamatinya, dan mengubah hal negatif tersebut menjadi hal yang positif! Hal tersebut merupakan suatu hal yang luar biasa, dan mungkin dari artikel ini kalian dapat menciptakan suatu solusi dan mengembangkannya menjadi suatu realitas untuk menghentikan masalah yang sampai detik ini, sedang terjadi, yaitu pencemaran lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun