Mohon tunggu...
Keynesgara wenefri tanan
Keynesgara wenefri tanan Mohon Tunggu... Buruh - Pelajar

Manusia yang belum selesai dan akan menjadi abadi setelah beristirahat dengan nyenyak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancasila sebagai Bingkai Indonesia

1 Juni 2019   03:27 Diperbarui: 1 Juni 2019   03:34 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila lahir untuk mempersatukan itu semua. Hidup damai dan teratur dengan banyaknya perbedaan. Namun yang terjadi sekarang banyaknya keributan yang berasal dari sifat eksklusi dari pribadi ataupun kelompok yang menolak adanya perbedaan di Negara ini. Pancasila tidak lagi menjadi "kaca mata" dalam memandang perbedaan dalam bermasyarakat. Itu terjadi akibat negara ini sudah menjadi pasar bebas ideologi. Berbagai macam kelompok ingin mengganti ideologi pancasila dengan ideologi lain yang mereka anut dari luar Negara Indonesia. Bahkan ada yang menafsirkan makna dari pancasila secara subjektif yang dimana seharusnya ideologi pancasila memiliki makna secara objektif.

Melihat realita hari ini. Ada beberapa oknum yang ingin menggeser pancasila sebagai ideologi negara Indonesia, dengan mengantinya dengan ideologi yang bersandar pada salahsatu keyakinan. Kita tahu, bahwa Indonesia terdiri dari beberapa keyakinan. Jadi, jelas sangat tidak relevan bila diterapkan di indonesia. adapun beberapa alasan yang oknum-oknum gunakan untuk mengganti ideologi negara yaitu tidak berhasilnya pancasila dalam penerapannya. sebagai contoh, masih adanya ketimpangan sosial yang terjadi di Indonesia. dimana kita ketahui pada sila kelima "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia"

Kita perlu menjaga ideologi tersebut bahkan menerapkannya. Bukan hanya semata-mata teks saja, namun dengan maknanya. Dengan begitu cita-cita dari pancasila tersebut dapat terwujud, sehingga bangsa Indonesia tetap utuh, damai, taratur, dan eksistensinya terjaga.

Akhir kata, saya mengutip sebuah kalimat yang mencerahkan pikiran saya

"mari tak menghafal pancasila sebagaimana banyak orang tak hafal rumus kimia oksigen tapi setiap saat menghirupnya" -Sujiwo Tejo

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun