Mohon tunggu...
Keyla Tasya Qanita
Keyla Tasya Qanita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bleeding is the part of grow to glow.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Account Receivables (Piutang)

27 April 2024   15:03 Diperbarui: 27 April 2024   15:05 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pengertian

     Account receivable merupakan catatan transaksi yang menjadi dasar kita menerima uang. Dalam bahasa sehari-hari, account receivable juga dikenal dengan istilah piutang usaha. Account receivable merupakan jenis transaksi yang merupakan pengertian penagihan kepada konsumen yang telah berhutang. Pihak yang memberi utang kepada perusahaan ini bermacam-macam mulai dari perorangan, perusahaan atau organisasi. 

Menurut Purwaji (2017:51) Piutang Usaha (Account Receivable) atau Piutang Dagang (Trade Receivable) Piutang Dagang atau Piutang Usaha adalah piutang yang timbul karena kegiatan penjualan barang atau jasa yang akan menghasilkan kas di masa yang akan datang dalam rangka kegiatan bisnis perusahaan.

B. Ciri-ciri

1. Nilai Jatuh Tempo 

Merupakan sejumlah nilai transaksi utama yang ditambah bunga. Pembayaran berjatuh tempo ini menimbulkan ada yang disebut dengan bunga. 

2. Tanggal Jatuh Tempo

Tanggal jatuh tempo dalam account receivable merupakan hari pembayaran dimana pihak perusahaan harus menagih kewajiban pada pihak lain. Jika ada keterlambatan, biasanya perusahaan akan menerapkan sistem denda.

3. Umur Jatuh Tempo 

Umur jatuh tempo dalam penagihan piutang juga dibagi menjadi bulanan dan juga harian. Apabila sebuah piutang menggunakan penghitungan bulanan, maka waktu jatuh tempo sama dengan tanggal terjadinya piutang di bulan berikutnya.


C. Fungsi Account Receivable

Account receivable memiliki manfaat dan fungsi yang dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan perputaran arus kas. Salah satu faktor utama keberhasilan perusahaan adalah semakin besarnya jumlah volume pelanggan yang melakuka transaksi. Ini bisa dimaksimalkan dengan menetapkan cara pembayaran yang bervariasi. AR atau piutang usaha merupakan salah satu transaksi yang umum diterapkan terlebih pada skala bisnis transaksi dengan kuantitas besar. Namun, penerapan transaksi dalam berbalik menjadi merugikan jika tidak dioptimalkan dengan baik. Oleh karena itu, perusahaan dalam mengatasinya dengan melakukan pemantauan yang rutin dan berkala terhadap riwayat account receivable pelanggannya.


Account Payables

Selain account receivable, ada juga account payable atau yang juga biasa dikenal dengan istilah hutang dagang. Account payable merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus segera dipenuhi dalam jangka waktu tertentu. 

Kewajiban pembayaran ini terjadi karena perusahaan membeli secara kredit dari pihak lain untuk kembali menjual barang dagangan kepada konsumen. Istilah account payable merujuk pada jumlah yang terutang karena pembelian yang biasanya dilakukan oleh:

  • Perusahaan di bidang perdagangan atas pembelian barang jadi.
  • Perusahaan di bidang industri/pabrik atas pembelian bahan baku.

Selain karena pembelian secara kredit, account payable juga terjadi karena pembelian dengan menggunakan sistem uang muka/down payment atau bahkan pembayaran sebelum barang diterima (Cash Before Delivery) 

Perlu diingat bahwa account payable tidak dicatat pada waktu pemesanan dilakukan, tetapi hanya pada saat pemilikan atas barang-barang tersebut beralih kepada pembeli alias sudah diterima oleh pihak pembeli.  Apabila terdapat potongan pembelian secara tunai, maka account payable harus dilaporkan sebesar jumlah hutang dagang setelah dikurangi potongan tunai. 


Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Sejumlah dana yang disisihkan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Dalam perusahaan, penyisihan piutang tak tertagih juga dikenal dengan sebutan “Cadangan Kerugian Piutang (CKP)” atau “Penyisihan Piutang Ragu-ragu”. Pencatatan Cadangan kerugian Piutang :

            Kerugian Piutang                                            xxx

                        Cadangan Kerugian Piutang                     xxx

            Beban Piutang Tak Tertagih                           xxx

                        Penyisihan Piutang Tak Tertagih             xxx

            Beban Piutang Ragu-ragu                               xxx

                        Penyisihan piutang Ragu-ragu                 xxx

Contoh Account Receivables

1. Perusahaan dagang PT. Jurnal Jaya menjual berbagai macam perabotan berbahan dasar kayu lapis, Kemudian Toko Risa membeli barang dengan jumlah Rp. 10.000.000,00 secara kredit. Oleh karena itu, pencatatannya adalah:

Account Receivable Rp. 15.000.000 (debit)

      Sales Rp. 15.000.000 (kredit)

2. Pada Tanggal 13 April, Perusahaan Firma menjual jasanya kepada pelanggann secara kredit sebesar Rp. 8.000.000, Pencatatannya adalah :

Account Receivable (D) Rp. 8.000.000

     Service Revenue (K) Rp. 8.-000.000

Metode Penghapusan Piutang

1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Method) 

Metode ini biasanya digunakan pada perusahaan-perusahaan yang berskala kecil atau dapat juga diterapkan pada perusahaan yang tidak dapat menaksirkan kerugian piutang dengan tepat. Pada akhir periode akuntansi tidak dilakukan perhitungan taksiran kerugian piutang, tetapi kerugian piutang baru dicatat apabila telah pasti tidak dapat ditagih. Sehingga piutang tersebut akan dihapuskan dan dibebankan pada perkiraan kerugian piutang dan mengkreditkan piutang usaha. Tidak ada ayat jurnal yang dibuat sampai suatu akun khusus telah ditetapkan secara pasti sebagai tidak tertagih. Kerugian piutang tidak tertagih dicatat pada saat piutang tersebut dinyatakan benar-benar tidak dapat ditagih. Kerugian tersebut langsung dicatat pada akun kerugian piutang tidak tertagih atau beban piutang tak tertagih.

2. Metode Cadangan (Allowance Method)

Metode ini digunakan oleh perusahaan berskala besar, dimana perusahaan sudah membuat estimasi atau perkiraan mengenai kerugian piutang yang akan diterima akibat tidak dapat ditagih seluruhnya. Suatu estimasi dibuat menyangkut perkiraan piutang tak tertagih dari semua penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar. Estimasi ini dicatat sebagai beban dan pengurangan tidak langsung pada piutang usaha melalui kenaikan akun penyisihan dalam periode dimana penjualan itu dicatat. Metode penghapusan tidak langsung mencatat beban atas dasar estimasi dalam periode akuntansi dimana penjualan kredit dilakukan atau pada saat munculnya nilai piutang di neraca. Perusahaan akan mendebetkan kerugian piutang tak tertagih pada cadangan piutang tak tertagih. Dan apabila piutang tersebut sudah dipastikan tidak dapat ditagih kembali maka perusahaan akan membebankan cadangan piutang tak tertagih pada piutang.

3. Metode persentase dari jumlah penjualan

Metode persentase jumlah penjualan adalah metode yang mengasumsikan bahwa sebagian dari piutang penjualan akan menjadi piutang tidak tertagih. Metode ini juga bisa disebut sebagai metode laba rugi (income statement method). Metode ini didasarkan pada data historis perusahaan berapa persen jumlah penjualan periode sebelumnya yang menjadi beban piutang tidak tertagih.

Contoh :

Perusahaan Toni mencatat total penjualan tahunan sebesar Rp 5.000.000.000. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, ternyata sekitar 3% dari total penjualan berubah menjadi beban piutang tidak tertagih.

Nah, berdasarkan data tersebut maka perusahaan membuat estimasi nilai beban piutang tidak tertagih di periode berjalan adalah sebesar:

Estimasi Piutang Tak Tertagih = Total Penjualan x Persentase Piutang Tak Tertagih

Estimasi Piutang Tak Tertagih = Rp 5.000.000.000 x 3% = Rp 150.000.000

Dari perhitungan tersebut, perusahaan ABC akan mencatat estimasi piutang tidak tertagih sebesar Rp 150.000.000 dalam laporan keuangannya.

4. Metode umur piutang

Metode usia piutang adalah cara perusahaan mengestimasi berapa nilai piutang yang akan tidak tertagih dengan mempertimbangkan usia piutang dan mengacu pada berapa lama piutang tersebut belum dibayar. Pada dasarnya, metode ini menggunakan asumsi semakin lama piutang tidak dibayar, maka semakin besar pula kemungkinan piutang tersebut akan menjadi tidaak tertagih.

5. Metode saldo akhir piutang

Metode saldo akhir piutang adalah cara perusahaan mengestimasi piutang tidak tertagih berdasarkan nilai saldo piutang yang belum terbayar di akhir periode akuntansi. Dalam metode ini, perusahaan berasumsi bahwa sebagian dari saldo piutang pada akhir periode mungkin akan menjadi tak tertagih.

Contoh :

PT. Sejahtera memiliki saldo piutang yang belum terbayar sebesar Rp 1.000.000.000 pada akhir periode.

Berdasarkan data histori sebelumnya, sekitar 2% dari saldo piutang pada akhir tahun biasanya berubah menjadi tidak tertagih. Dari data tersebut, perusahaan bisa melakukan perhitungan estimasi nilai piutang yang tidak tertagih sebagai berikut:

Estimasi Piutang Tak Tertagih = Saldo Akhir Piutang x Persentase Tak Tertagih

Estimasi Piutang Tak Tertagih = Rp 1.000.000.000 x 2% = Rp 20.000.000


Ayat Jurnal Penghapusan Metode Langsung :

Beban Piutang tak tertagih (D) Rp. XXX

            Piutang Usaha (K) Rp. XXX

Dari bentuk jurnal di atas, bisa diketahui bahwa piutang usaha pelanggan yang gagal bayar akan langsung dihapuskan atau dinolkan di sisi kredit. Namun, masih ada kemungkinan bahwa piutang tersebut akan dibayar di kemudian hari. Apabila terjadi kasus seperti itu, maka piutang tersebut harus dimunculkan kembali dengan cara membalik ayat jurnal penyesuaian piutang tidak tertagih. Sementara kas yang diterima dari pelunasan tersebut akan diakui sebagai penerimaan pembayaran piutan.

Berikut bentuk ayat jurnal piutang tertagih kembali pada metode langsung:

Piutang Usaha (D) Rp. XXX

            Beban Piutang tak tertagih (K) Rp. XXX

Jurnal penerimaan kas dari pembayaran hutang :

Kas (D) Rp. XXX

           Piutang Usaha (K) Rp. XXX


Ayat jurnal piutang tak tertagih metode penyisihan

Metode penyisihan dilakukan dengan membuat perkiraan kerugian piutang yang mungkin terjadi di masa depan dan pencatatan penyisihan kerugian piutang pada akhir periode. Dalam metode ini, piutang usaha yang diestimasi sebagai piutang tidak tertagih tidak langsung dihapus namun diakui terlebih dahulu sebagai penyisihan piutang tak tertagih. Baru apabila piutang benar-benar sudah pasti tidak tertagih, piutang usaha akan dihapus dengan mencatatnya di sisi kredit dan akun penyisihan piutang usaha tak tertagih di sisi debit.

Adapun ayat jurnal penyesuaian yang digunakan untuk mencatat penyisihan piutang adalah:

Beban Piutang tak tertagih (D) Rp. XXX

          Penyisihan Piutang tak tertagih (K) Rp. XXX

Kemudian ketika piutang sudah pasti tidak tertagih, ayat jurnal untuk menghapus piutang adalah sebagai berikut: 

Penyisihan Piutang tak tertagih  (D) Rp. XXX

            Piutang Usaha (K) Rp. XXX

Perbedaan Account Payable dan Account Receivable

 

No

Karakteristik

Account Payable

Account Receivable

1.

Definisi

Merupakan jumlah uang yang harus diterima oleh perusahaan dari pelanggan atau pihak lain sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa.

Merupakan jumlah uang yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pemasok atau pihak lain karena pembelian barang atau jasa.

2.

Sifat

Kewajiban pembayaran yang dimiliki oleh pelanggan terhadap perusahaan. Ini muncul karena perusahaan memberikan kredit kepada pelanggan.

Kewajiban pembayaran yang dimiliki oleh perusahaan kepada pemasok atau pihak lain. Ini muncul karena perusahaan membeli barang atau jasa dengan kredit dari pihak lain

3.

Sisi Neraca

Masuk ke dalam sisi aset lancar (current assets) dalam neraca perusahaan.

Masuk ke dalam sisi liabilitas lancar (current liabilities) dalam neraca perusahaan.

4.

Waktu Terjadi

Muncul ketika perusahaan menjual barang atau jasa kepada pelanggan dengan memberikan kredit.

Muncul ketika perusahaan membeli barang atau jasa dengan persyaratan pembayaran yang tertunda.

Daftar Pustaka :

1. https://kledo.com/blog/piutang-tak-tertagih/

2. https://www.jurnal.id/id/blog/account-receivable/

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun