Mohon tunggu...
Keyla Tasya Qanita
Keyla Tasya Qanita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bleeding is the part of grow to glow.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Account Receivables (Piutang)

27 April 2024   15:03 Diperbarui: 27 April 2024   15:05 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Account Receivable (D) Rp. 8.000.000

     Service Revenue (K) Rp. 8.-000.000

Metode Penghapusan Piutang

1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Method) 

Metode ini biasanya digunakan pada perusahaan-perusahaan yang berskala kecil atau dapat juga diterapkan pada perusahaan yang tidak dapat menaksirkan kerugian piutang dengan tepat. Pada akhir periode akuntansi tidak dilakukan perhitungan taksiran kerugian piutang, tetapi kerugian piutang baru dicatat apabila telah pasti tidak dapat ditagih. Sehingga piutang tersebut akan dihapuskan dan dibebankan pada perkiraan kerugian piutang dan mengkreditkan piutang usaha. Tidak ada ayat jurnal yang dibuat sampai suatu akun khusus telah ditetapkan secara pasti sebagai tidak tertagih. Kerugian piutang tidak tertagih dicatat pada saat piutang tersebut dinyatakan benar-benar tidak dapat ditagih. Kerugian tersebut langsung dicatat pada akun kerugian piutang tidak tertagih atau beban piutang tak tertagih.

2. Metode Cadangan (Allowance Method)

Metode ini digunakan oleh perusahaan berskala besar, dimana perusahaan sudah membuat estimasi atau perkiraan mengenai kerugian piutang yang akan diterima akibat tidak dapat ditagih seluruhnya. Suatu estimasi dibuat menyangkut perkiraan piutang tak tertagih dari semua penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar. Estimasi ini dicatat sebagai beban dan pengurangan tidak langsung pada piutang usaha melalui kenaikan akun penyisihan dalam periode dimana penjualan itu dicatat. Metode penghapusan tidak langsung mencatat beban atas dasar estimasi dalam periode akuntansi dimana penjualan kredit dilakukan atau pada saat munculnya nilai piutang di neraca. Perusahaan akan mendebetkan kerugian piutang tak tertagih pada cadangan piutang tak tertagih. Dan apabila piutang tersebut sudah dipastikan tidak dapat ditagih kembali maka perusahaan akan membebankan cadangan piutang tak tertagih pada piutang.

3. Metode persentase dari jumlah penjualan

Metode persentase jumlah penjualan adalah metode yang mengasumsikan bahwa sebagian dari piutang penjualan akan menjadi piutang tidak tertagih. Metode ini juga bisa disebut sebagai metode laba rugi (income statement method). Metode ini didasarkan pada data historis perusahaan berapa persen jumlah penjualan periode sebelumnya yang menjadi beban piutang tidak tertagih.

Contoh :

Perusahaan Toni mencatat total penjualan tahunan sebesar Rp 5.000.000.000. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, ternyata sekitar 3% dari total penjualan berubah menjadi beban piutang tidak tertagih.

Nah, berdasarkan data tersebut maka perusahaan membuat estimasi nilai beban piutang tidak tertagih di periode berjalan adalah sebesar:

Estimasi Piutang Tak Tertagih = Total Penjualan x Persentase Piutang Tak Tertagih

Estimasi Piutang Tak Tertagih = Rp 5.000.000.000 x 3% = Rp 150.000.000

Dari perhitungan tersebut, perusahaan ABC akan mencatat estimasi piutang tidak tertagih sebesar Rp 150.000.000 dalam laporan keuangannya.

4. Metode umur piutang

Metode usia piutang adalah cara perusahaan mengestimasi berapa nilai piutang yang akan tidak tertagih dengan mempertimbangkan usia piutang dan mengacu pada berapa lama piutang tersebut belum dibayar. Pada dasarnya, metode ini menggunakan asumsi semakin lama piutang tidak dibayar, maka semakin besar pula kemungkinan piutang tersebut akan menjadi tidaak tertagih.

5. Metode saldo akhir piutang

Metode saldo akhir piutang adalah cara perusahaan mengestimasi piutang tidak tertagih berdasarkan nilai saldo piutang yang belum terbayar di akhir periode akuntansi. Dalam metode ini, perusahaan berasumsi bahwa sebagian dari saldo piutang pada akhir periode mungkin akan menjadi tak tertagih.

Contoh :

PT. Sejahtera memiliki saldo piutang yang belum terbayar sebesar Rp 1.000.000.000 pada akhir periode.

Berdasarkan data histori sebelumnya, sekitar 2% dari saldo piutang pada akhir tahun biasanya berubah menjadi tidak tertagih. Dari data tersebut, perusahaan bisa melakukan perhitungan estimasi nilai piutang yang tidak tertagih sebagai berikut:

Estimasi Piutang Tak Tertagih = Saldo Akhir Piutang x Persentase Tak Tertagih

Estimasi Piutang Tak Tertagih = Rp 1.000.000.000 x 2% = Rp 20.000.000


Ayat Jurnal Penghapusan Metode Langsung :

Beban Piutang tak tertagih (D) Rp. XXX

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun