Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Dingin Diterpa Cahaya Matahari

7 Agustus 2017   20:24 Diperbarui: 7 Agustus 2017   20:37 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

  "Iya, Nia." Nico yang merupakan ketua kelasku itu menjawab dengan mantap. Bulir air mata  juga  terlihat keluar disekitar  matanya.

   "Ini pasti tipuan kan," kataku sambil menahan sedikit air mata. 

   "Engga Nia, ini kenyataan. Nita terkena kanker otak, sudah sejak lama dia divonis dokter waktu hidupnya tidak akan lama.Tapi karena ada kau sebagai sahabatnya dia dapat melewati hari-harinya dan untuk yang semalam Nita memutuskan persahabatan denganmu agar kau tidak terikat janji yang pernah kalian buat" Nico menjelaskan segala hal yang tak kuketahui sebagai sahabat Nita.

  Air mata keluar dengan kencang dari mataku. Janji, itu yang kembali kuingat. Diperjanjian itu kami berjanji agar menyusul pergi dari dunia ini jika salah satu dari kami duluan pergi. Sebuah perjanjian yang sangat aneh menurut orang banyak.  Aku sangat membencimu Nita. Mengapa dengan sengaja kau memutuskan perjanjian itu. Tangisku semakin menjadi-jadi. Tak ada hal lain yang dapat kukatakan saat itu.

  Seberkas cahaya matahari mengantarkan kepergian Nita. Cahaya yang tak lagi panas. Cahaya yang menjadi dingin karena hembusan uap air mataku. Semoga dengan mendinginnya cahaya matahari kau dapat tenang dialam sana. Aku akan selalu merindukanmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun