Deadly Excuse
Tentang kepercayaan, akhir-akhir ini kesibukan saya sebagai Psikolog yang ditugaskan Pengadilan Agama untuk memediasi pasangan yang akan bercerai juga banyak membuka insight saya tentang dunia 'perselingkuhan' yang mengerikan. Juga, series Arrow yang saya tonton banyak membuka insight saya dan memberikan inspirasi positif dalam memahami dunia yang sekarang saya tangani.
Saya pernah memediasi sepasang suami istri yang pernikahannya di ujung tanduk. Pertamanya, suaminya yang datang ke klinik konsultasi saya untuk curhat tentang kondisi rumah tangganya. Suami tersebut mengeluhkan sikap istrinya yang akhir-akhir ini nampak berubah. Lebih dingin, dan sulit sekali dijangkau untuk berkomunikasi. Sebagai catatan, sang suami tersebut seorang PNS yang bekerja di luar kota. Secara gaji dan jabatan, boleh dibilang lumayan. Dalam arti, secara materi sudah lebih dari cukup. Dan sang suami pun mengakui ia mencintai istrinya, karena memang saya akui, istrinya memang cantik.
Karena pernikahan sudah diujung tanduk, tibalah konseling dengan sosok istri tersebut. Hanya ada saya dan si istri,
Sesi dengan sang istri pun saya mulai dengan to the point.
"Jadi ibu tuh selama ini kemana aja dan ngapain aja?"
Dari pilihan kata dan jawaban yang ia pilih, secara cover, si istri ini nampak menjelaskan dengan gaya religius.
"Bu, sudah tidak ada manfaatnya lagi ibu berbohong. Coba ibu jujur pada saya, sudah berapa lama ibu menyembunyikan ini"
Dengan tatapan kosong menatap ke bawah, dan wajah yang perlahan memerah, si istri hanya terdiam seperti menahan tangis.
Saya membiarkan moment of silence beberapa saat. Membiarkan sang istri tersebut merasakan emosi yang ia rasakan.
"Kalau boleh tahu, alasan ibu berselingkuh apa?"