Twitter, social media terbaik dan terfavorit. Dari twitter aku menjawab pertnyaan fans dan klien. Dari twitter aku menginfokan jadwal talkshow dan seminar. Dari twtitter, aku tahu kemana Putri hari itu pergi. Dari twitter aku tahu kemana Putri menghabiskan weekendnya. Dari twitter aku tahu suasana hati Putri. Dari twitter, aku tahu tanggal ulang tahun Putri. Dari twitter aku tahu Putri kehujanan sepulang dari dokter gigi. Dari twitter aku tahu, Putri sudah punya pacar, namun kerap mentwit kata-kata seperti ‘Kosong… Sepi…’ dan aku  rasa dari twitter aku tahu aku punya lampu hijau.
Suatu hari sepulang dari seminar di Yogyakarta, aku membeli beberapa oleh-oleh khusus. Salah satunya bakpia coklat. Tidak seperti biasanya, aku sengaja datang ke kantor tempat Putri bekerja. Aku ingin memberikan oleh-oleh ini, langsung pada Putri. Tidak lagi no name atau anonim. Meski aku rasa, anonym pun Putri tahu siapa yang mengirim bingkisan-bingkisan padanya.
‘Selamat Pagi, ada yang bisa saya bantu Pak?’ sapa security tempat Putri bekerja.
‘Pagi Pak, saya mau bertemu Bu Putri’
‘Oh silahkan langsung saja Pak’ security tersebut mempersilahkanku untuk menuju meja Putri.
Putri berdiri dan tersenyum, dengan senyum dan lesung pipitnya, yang sangat hangat.
Aku pun duduk. Terlihat kantornya tidak terlalu penuh. Kami mulai mengobrol ngalor ngidul, aku mencari cari topik dan alasan agar bisa berlama-lama berada di kursi depan Putri.
‘Eh ngomong-ngomong kalau aku mau setor uang, bisa ke kamu aja nggak?’ tanyaku iseng
 ‘Ya kalo setor langsung ke bagian penyetoran aja kali haha’ Putri tersipu sambil tertawa
‘Eh udah kelamaan ya aku duduk disini’