‘Ha ha.. aku tidak bermaksud menyindir lho, tapi sepertinya aku serius perlu sesi khusus konsultasi dengan Mr Adri, terutama, bagaimana menghandle perempuan seperti Putri dengan sebaik-baiknya ha ha ha’ jawab Fajar, yang aku rasa statement ini penuh dengan makna tersirat.
‘Of course Mr Fajar, you got special schedule from me’ jawabku singkat.
***
The Beginning
‘Permisi Mbak Putri, ada kiriman paket’
Setelah menerima paket tersebut dari security tempatnya bekerja, Raut muka Putri nampak berbeda.Matanya berbinar lebih lebar, tersenyum lebih lebar, tawanya lebih renyah dari sebelumnya. Ia melihat masker berwarna biru muda, warna kesukaannya. Dan sebuah coklat batang. Seisi kantor Putri terdengar riuh, karena seseorang, tanpa nama, telah mengirim sebuah paket penuh perhatian, sebuah masker untuk melindungi dari serpihan abu vulkanik debu gunung kelud yang baru meletus, dan sebuah coklat, untuk menghangatkan hati.
Aku cek linimasa twitter Putri, dan tepat sesuai dugaanku. Ia memposting hadiah yang kuberikan. Tentunya postingan no mention, karena paket tersebut tidak disertai informasi pengirimnya. Malamnya, aku memulai percakapan melalui sms singkat pada orang yang baru aku kirim masker dan coklat.
‘Bisa beritahu info dokter gigi yang bagus?’
‘Emangnya mau dipasang behel juga ya? Haha..’
‘Ya ngga sih, nanya aja hehe.. Soalnya tadi kehujanan ya pas mau pulang dari dokter gigi. Emang dokter giginya bagus ya?’
‘Haha.. iya nih kehujanan soalnya nunggu redanya lama’