Sambil duduk di teras dan menyeruput teh tawar hangat, aku mencerna apa yang Abbad katakan. Tidak bisa tidak, memang bisa jadi benar yang Abbad katakan. Mungkin memang aku yang membuat Shinta berada di kondisi ia mau meladeni perhatian laki laki lain karena kesibukanku yang seringnya mencueki Shinta. Dan sosok Putri, hadir di persimpangan jalan yang memaksaku untuk mengambil keputusan.
 ***
To Be Continued
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!