Kita begitu dekat
Seperti angin dan arahnya
Â
Kita begitu dekat
Â
Dalam gelap
kini aku nyala
dalam lampu padammu.
Puisi ini bertahun 1979, jauh sebelum saya lahir. Tapi membaca puisi ini kembali tetap menjadikan diri dekat.
Bisa jadi ini hanya semacam tafsir personal pada sebuah puisi yang dianggap memiliki daya religiositas. Orang lain, mungkin akan memiliki tafsir yang berbeda.
Begitu pula dengan puisi Abdul Hadi yang lain: Nyanyian Seorang Petani. Saya menganggap puisi ini memiliki tingkat kedekatan yang tinggi pada realitas yang tersembunyi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!