![Tarian sakral "Daratan" khas desa adat Sibetan](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/02/09/27750317-746815708849118-5363104065479243656-n-5a7cec09dcad5b7166528cb2.jpg?t=o&v=555)
Tidak ketinggalan pula diisi dengan prosesi "metuakan" rangkaian pesta sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil bumi yang telah dilimpahkan kepada masyarakat desa. Di panggungan sendiri akan digantung beraneka macam hasil bumi produk desa setempat. Usai semua prosesi ini, barulah dilanjutkan dengan pementasan berbagai tarian sakral, seperti: "Rejang Dewa" dan Baris Gede".Â
Usai pementasan tarian ini, barulah Ida Betara yang "melingih" di "panggungan" Balai Agung tedun (turun) secara bergilir, masing-masing sebanyak tiga kali. Rangkain proses "mebiyasa" tersebut diiringi gamelan yang penuh semangat, saat itu pula masyarakat akan ada yang ngayah "Narat" yaitu tarian dengan menghunus keris yang ditusuk-tusukkan di dadanya secara membabi buta dengan bertelanjang dada.Â
Biasanya pada saat itu pula akan banyak orang (utamanya anak-anak muda yang "kerauhan" akan melalukan tarian-tarian dengan teriakan-terikan histeris. Mereka akan berhenti menari dan berteriak secara tidak sadar, setelah diperciki "wangsuh pada" (air suci yang didoakan) oleh para pemangku adat setempat. Prosesi "mebiyasa" akan diakhiri dengan atraksi "Ida Betara Gede Sakti" (tari barong sakral).
Keesokan harinya (hari ke-4) dilakukan prosesi "Penyineban" di pagi hari. Usai persembahyangan dan prosesi "murwa daksina" (mengelilingi Balai Agung) sebanyak tiga kali, Ida Betara "katuran" (dipersilahkan) matuk (kembali ke Pura masing-masing). Namun, Ida Betara yang berasal dari desa dinas Jungutan akan melakukan prosesi ritual "mesucian" di Pura Telaga Tista.Â
Sedangkan Ida Betara Maksan Dalem Sibetan, Ida Betara Maksan Puseh Sibetan, Ida Betara Maksan Bangkak, Ida Betara Maksan Sega, Ida Betara Maksan Pejabungan, Ida Betara Penataran, para "Premade", Ida Betara Gede Sakti, dan Betara Sri (yang disimbolkan dengan padi) katuran "mesucian" di Pura Penyatur Tengah. Usai prosesi mesucian, barulah Ida Betara kembali ke Istana-Nya.
Untuk tahun 2018 ini, "Pemedal" dilakukan pada hari Selasa 30 Januari 2018, kemudian "Pemelayagan" pada hari Rabu,tanggal 31 Januari 2018. "Pengebek" pada hari Kamis, 1 Februari 2018, serta "Nyineb" Jumat, 2 Februari 2018. Dan pada saat hari "Pengebek" tahun ini paling banyak masyarakat (umumnya anak muda) yang "kerauhan" (semacam kemasukan roh).
Apakah tahun depan akan terjadi "kerauhan" yang lebih banyak lagi? Menarik untuk kita tunggu.
![Prosesi "mebiyasa" Ida Betara berkeliling area yang ditentukan 3x](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/02/09/16708394-1818171918449108-1931718230890216451-n-5a7cec6b5e1373147b2206b2.jpg?t=o&v=555)