Jemari lentikmu meraih cangkir.
“Tidak, aku tidak akan berhenti  pada jejak kemaren.  Biar ku nikmati hangatmu. Meski tanpa gula atau krimmer."
Bibirmupun menyentuhku. Hangat. Merasukkan aku ke dalam lehermu, lalu ke dadamu.
Menyebar ke dalam setiap pori kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!