Lagi lagi kau tatapi aku lekat tanpa kedip
Mencoba mengibas uap uap yang berkelebat.
“Kenangan penuh rindu,” katamu.
Ku terkekeh penuh kemenangan
Aku di sini memang ada untuk menyimpan dan mencipta jejak.
Dengan kepulan uap atau hangat yang mengalir ke dalam lehermu.
Sekarang kau menatapku tiada kedip.
"Latte ini terlalu indah untuk diaduk. Ahh biarlah sampai dingin. Aku masih akan masih tetap di sini," katamu
Ahh, untuk apa aku di sini jika hanya untuk memberimu sepi?
Ambillah gula tanpa kenangan itu agar bisa engkau nikmati mimpi mimpi yang kau tulis di tepi malam itu
Atau engkau memang tidak mau beranjak pergi? Dan hanya tersenyum pada jejak jejak yang tergambar di ruangan ini?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!