Mohon tunggu...
Kens Hady
Kens Hady Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang yang biasa, yang kadang suka menulis

Black Dew

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Sepi di Ujung Cafe

29 Juni 2016   23:22 Diperbarui: 29 Juni 2016   23:27 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.thecylingbarista

Kau pandangi aku lekat  tidak percaya.

Lalu menatap langkah langkah di seberang jendela.

Seperti biasa, kau mendiamkanku  untuk tenggelam di duniamu sendiri.

Melepaskan kepala dari wadagmu,lalu kau tumpahkan semua isi kepala di atas meja.

Sedang aku hanya menjadi penonton tanpa bisa bergerak.

Terkadang kau lirik aku lalu melipat dahi, tersenyum dan bermuram.

Hei... Kenapa engkau ini?  Engkau bukan antagonis atau protagonis.

Yang harus berpayah payah mengerutkan dahi  sehingga wajahmu hilang  di meja ini

Engkau hanyalah seorang Sumbadra

Yang cukup duduk dan bercerita  tentang naskah yang dibacakan.

Sesekali menuliskan

 Lagi lagi kau tatapi aku lekat tanpa kedip

Mencoba mengibas uap uap yang berkelebat.

“Kenangan penuh rindu,” katamu.

Ku terkekeh penuh kemenangan

Aku di sini memang ada untuk menyimpan dan mencipta jejak.

Dengan kepulan uap atau hangat yang mengalir  ke dalam lehermu.

Sekarang kau menatapku tiada kedip.

"Latte ini terlalu indah untuk diaduk. Ahh biarlah sampai dingin. Aku masih akan masih tetap di sini," katamu

Ahh, untuk apa aku di sini jika hanya untuk  memberimu sepi?

Ambillah gula tanpa kenangan itu agar bisa engkau nikmati mimpi mimpi  yang kau tulis di tepi malam itu

Atau engkau memang tidak mau beranjak pergi? Dan hanya tersenyum pada jejak jejak yang tergambar di ruangan ini?

 Jemari lentikmu meraih cangkir.

“Tidak, aku tidak akan berhenti  pada jejak kemaren.  Biar ku nikmati hangatmu. Meski tanpa gula atau krimmer."

Bibirmupun menyentuhku. Hangat. Merasukkan aku ke dalam lehermu, lalu ke dadamu.

Menyebar ke dalam setiap pori kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun