“Sudah, tidak perlu dibahas, sekarang yang penting, bagaimana Ksatria Rimba jatuh ke tanganku, atau paling tidak bisa aku pegang, meskipun bukan aku yang memakainya.”
“Aku punya ide, bagaimana kalau kita pilih seekor binatang, yang belum begitu dikenal oleh rakyat Rimba. Dan secara diam diam, kita bujuk para binatang untuk ikut mendukungnya agar bisa menjadi Ksatria Rimba. Nah, kita harus milih binatang yang lemah, agar kalau sudah menjadi Ksatria Rimba, tidak malah membangkang kita.” Ular bertutur panjang.
“Betul kata Ular, Kerbau kamu coba cari siapa yang yang bisa kamu pilih mewakili dirimu.” Gagak Hitam menimpali.
Kerbau berpikir sejenak. Lalu diapun berteriak, "Aku dapat! Yah, kita pilih si Kodok saja!"
**
Kuda berlari meninggalkan para binatang lainnya. Dengan langkahnya yang lincah, ia dengan mudah meninggalkan lawan lawannya dalam pertandingan hari ini. Hingga sampai di danau yang ada di tengah Rimba, Kuda dikejutkan oleh Kodok yang tiba tiba menginjak kakinya.
“Hei Kuda, bisakah aku minta tolong? Antarkan aku menuju pinggir hutan sebelah selatan.”
“Kenapa aku harus menolongmu? Bukankah ini pertandingan?”
“Hoho.. jangan salah sangka, Kuda. Aku sudah di sini sejak kemaren. Aku tidak berminat ikut pertandingan Ksatria Hitam. Aku sudah berjanji bahwa aku akan menjadi penjaga danau saja. Danau di sini sudah selesai. Tinggal danau sebelah selatan sana.”