Mohon tunggu...
Kendra Elvinadira
Kendra Elvinadira Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Stanning seventeen is the standard

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Also Part of My Life

24 November 2023   00:22 Diperbarui: 24 November 2023   00:49 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

“Udahlah tante, ngapain capek-capek nyariin guru homeschooling? Gak bakal ngerubah aku!”

“Hey, hey. Tenang dulu, Kai”

“HADUH BISA GAK SIH GAK USAH IKUT CAMPUR TERUS?” bentak Kalila.

“KAYAK DIBATESIN TAU, GAK?” sambungnya.

Sungguh terkejut Tante Alka. Tak pernah Kalila meninggikan suaranya selama ini. Baru kali ini ia bisa semarah itu. Cukup sakit hati bagi Tante Alka tapi tak membatasinya untuk terus mendampingi Kalila. Di lain sisi, Kalila membanting pintu kamarnya, mengobrak abrik segala hal yang ada di kamarnya. Tangisan dan teriakan terdengar dari kamar Kalila. Kalila sendiri juga merasa bingung dengan dirinya, ia juga merasa bahwa kali ini ia lepas kendali.

Sudah 1 jam ia menangis, pandangannya pun mulai kabur dan suaranya mulai melirih. Kakinya tiba-tiba saja berjalan ke sembarang arah. Waktu menunjukkan pukul 22.00. Seharusnya sekarang adalah waktu Kal untuk tidur setelah meminum obat rutinnya. Tapi karena perasaannya yang sangat kacau, ia malah berjalan keluar perumahan dengan bayang-bayang ibunya yang menghantui. Menangisi ibunya, ayahnya, kehidupannya, dan dirinya sendiri sangat membuatnya lelah. Kakinya terus berjalan tanpa arah dengan baju tidurnya dan raut muka yang kacau, orang-orang disekitar daritadi  menatapnya dengan penuh prihatin.

Sekarang jam menunjukkan pukul 23.00. Sudah 1 jam Kalila pergi dari rumah dan Tante Alka tak menyadarinya sama sekali. Tante Alka sebenarnya heran karena suara tangisan telah berhenti, tapi ia juga senang akhirnya Kalila tak lagi menangis. “Gapapa, Al. Pasti besok balik kayak biasa, dia cuman butuh waktu” batin Tante Alka. Tak lama setelah ia bergumam seperti itu, ia tiba-tiba merasa khawatir apakah benar Kalila sudah berhenti menangis dan tertidur atau melainkan ada hal lain yang menimpanya? Pikirannya sudah tak karuan.

Tante Alka berusaha membuka pintu yang terkunci dari dalam itu dengan menggunakan kunci serep. Pintu berhasil terbuka, begitu terkejutnya Tante Alka mendapati bahwa Kalila daritadi tidak ada di kamarnya. Sejak suara tangisan berhenti, Kalila sudah kabur entah kemana dan Tantenya tak menyadarinya. Tanpa berpikir panjang, Tante Alka lamgsung berlari keluar. Bahkan ia lupa untuk memakai alas kakinya. Dengan baju tidurnya, ia berlari tanpa arah sambil memanggil nama Kalila dan tangan kanannya sibuk mencari nomer temannya yang bisa membantunya menemukan keponakan kesayangannya itu.

“ADEK KAAALLL”

“KAICAA”

Tak berhenti ia berteriak sambil memanggil keponakan satu-satunya itu. Di dalam hati yang paling dalam Tante Alka terus menerus berdoa agar Kalila dapat segera ditemukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun