Mohon tunggu...
Lalu KenRaievan
Lalu KenRaievan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Beropinilah dengan bebas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Muhammadiyah dan Pemberdayaan Perempuan

8 November 2022   18:53 Diperbarui: 8 November 2022   19:06 7589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerakan sosial sebagai kebaharuan dalam praksis sosial berkemajuan ini harus dilakukan melalui jaringan kerja sama dengan gerakan perempuan lain, baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Masalah perempuan merupakan masalah yang sangat kompleks karena itu membutuhkan kerjasama yang baik agar kehidupan perempuan menjadi lebih baik. 

Didirikannya organisasi gerakan perempuan tentulah dimaksudkan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi kaum perempuan sebagaimana dikemukakan Syafiq Hasyim dalam buku “Bebas dari Patriarkisme Islam” bahwa gerakan perempuan baik di Barat ataupun di dunia Islam memiliki tujuan yang sama, yaitu membebaskan perempuan dari kedudukan yang tersubordinasi, terepresi dan termarginalisasi menuju kedudukan yang seimbang dengan kaum laki-laki.

‘Aisyiyah sebagai organisasi Islam dengan paham keagamaan yang moderat telah mencontohkan bagaimana seharusnya perempuan berkiprah di ruang publik, yang menempatkan perempuan sebagaimana nilai-nilai Islam yang memuliakan dan menjunjung tinggi martabat perempuan. 

Bahwa perempuan tidak sepantasnya hanya mengurusi rumah tangga, namun perempuan memiliki tanggung jawab yang sama dalam tugas-tugas sosial untuk pencerahan dan kesejahteraan ummat manusia dan membawa pandangan bahwa perempuan Islam tidak hanya berada di ranah domestik tetapi juga ke ranah publik, yang sejalan dengan prinsip dan misi Islam sebagai agama yang membawa risalah rahmatan lil-‘alamin.

Dalam kondisi kini, gerakan perempuan ‘Aisyiyah masih sangat dibutuhkan dan dikembangkan keberadaanya khususnya di Indonesia, dengan melihat tantangan dan kondisi sosial politik yang ada saat ini. Berbagai problema yang teramati dan dialami saat ini yang dihadapi perempuan Indonesia juga semakin multiaspek seperti ketidakadilan gender, kekerasan, perdagangan perempuan dan anak, kualitas kesehatan perempuan dan anak yang masih memprihatinkan, kemiskinan, dan berbagai permasalahan sosial lainnya. 

Selain itu, berbagai pandangan keagamaan yang bias gender masih dihadapi dalam realitas kehidupan  masyarakat  sehingga  berdampak luas bagi kehidupan perempuan. ‘Aisyiyah perlu melakukan revitalisasi yang bertujuan untuk  mewujudkan terbentuknya Keluarga Sakinah dan Qaryah Thayyibah (masyarakat utama), yang telah dikenalkan sebagai praksis sosial, dengan strategi community development. 

Dalam konteks Muhammadiyah penguatan gerakan perempuan dalam Persyarikatan melekat dengan misi dan dinamika gerakan Muhammadiyah dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Revitalisasi gerakan perempuan muslim juga sejalan dengan misi Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi kemuliaan perempuan dan kemanusiaan untuk menjadi kholifah dimuka bumi ini dan sebagai perwujudan risalah rahamatan lil’alamin (LP3A, 2018).

SIMPULAN

Posisi Aisyiyah dalam Muhammadiyah adalah sebagai suatu organisasi otonomMuhammadiyah yang di peruntukan untuk perjuangan para wanita muslimah.Karena lembaga ini adalah bagian horizontal dari organisasi Muhammadiyahmaka fungsi dari lembagaa ini sebagai partner gerak langkah Muhammadiyah, dimana asas dan tujuannya tidak terpisah dari induk persyarikatan. Aisyiyah adalahorganisasi persyarikatan Muhammadiyah yang ber azaskan amar ma‟ruf nahimunkar dan berpedoman kepada Al-Qur‟an dan Sunnah.

Gerakan perempuan ‘Aisyiyah masih sangat dibutuhkan dan dikembangkan keberadaanya khususnya di Indonesia, dengan melihat tantangan dan kondisi sosial politik yang ada saat ini. Berbagai problema yang teramati dan dialami saat ini yang dihadapi perempuan Indonesia juga semakin multiaspek seperti ketidakadilan gender, kekerasan, perdagangan perempuan dan anak, kualitas kesehatan perempuan dan anak yang masih memprihatinkan, kemiskinan, dan berbagai permasalahan sosial lainnya. 

Selain itu, berbagai pandangan keagamaan yang bias gender masih dihadapi dalam realitas kehidupan  masyarakat  sehingga  berdampak luas bagi kehidupan perempuan. ‘Aisyiyah perlu melakukan revitalisasi yang bertujuan untuk  mewujudkan terbentuknya Keluarga Sakinah dan Qaryah Thayyibah (masyarakat utama), yang telah dikenalkan sebagai praksis sosial, dengan strategi community development. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun