Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemerintah Percaya Diri Menghadapi Perang Dagang

9 Juli 2018   22:33 Diperbarui: 9 Juli 2018   22:33 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumlah barang dari Indonesia ke Amerika Serikat bebas bea masuk karena  kebijakan Generalized System of Preferences (GSP). Kini kebijakan  tersebut sedang dikaji ulang oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.  

Ada 124 barang yang direview ulag oleh Trump. Trump berpotensi  mencabut GSP untuk barang-barang tersebut. Apabila Trump mencabut GSP  sejumlah barang tersebut, artinya ada bea masuk yang harus dibayarkan.

Ketua Tim Ahli Ekonomi  Wakil Presiden Sofjan Wanandi mengatakan, Indonesia berpotensi membayar  bea masuk sekitar US$ 1,8 miliar per tahun atau setara Rp 25,2 triliun  (Kurs Rp 14.000/US$) bila Trump mencabut GSP terhadap barang-barang  tersebut. Artinya, barang eksport Indonesia ke Amerika Serikat diperkirakan akan lebih mahal Rp 25,2 triliun untuk nilai eksport setahun.

Kenaikan harga pada dasarnya akan mengurangi daya saing, apalagi terjadi depresiasi rupiah yang akan menaikkan production cost. Walaupun meraup dolar lebih banyak, namun harga pasti naik paling tidak karena adanya penghapusan GSP.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan peringatan yang dilakukan Presiden Amerika Serikat  Donald Trump ke banyak negara termasuk Indonesia bukan suatu ancaman besar. 

Namun Thomas Limbong  kepala BKPM agaknya berpendapat lain dari sudut penanaman modal,isu perang dagang akan menjadi sentimen negarif bagi iklim investasi sebab,  kalangan pengusaha atau investor paling sensitif terkait dengan  perkembangan dunia, apalagi mengenai isu yang akan berdampak bagi  perekonomian negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Setelah sempat menguat, rupiah kembali melemah dan berada pada level Rp. 14.337 per US $. Bank Indonesia sepanjang tahun ini telah 3 kali menaikkan suku bunga acuan. Diperkirakan kenaikan suku bunga acuan BI ini akan dikuti oleh kenaikan suku bunga kredit perbankan. 

Sebab, bank di Indonesia saat ini masih bergantung pada net interest margin (NIM) yang menyebabkan bank harus menyesuaikan tingkat bunga saat ada  perubahan bunga acuan bank sentral. NIM adalah marjin atau keuntungan  yang didapatkan dari bunga bersih seperti penyaluran kredit, deposito  hingga surat berharga.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan upaya pemerintah  melawan ancaman perang dagang Amerika Serikat (AS). Upaya itu dilakukan  lewat insentif, genjot ekspor, dan menyeleksi kegiatan impor.

Dia mengungkapkan, kinerja APBN 2018 selama enam bulan pertama di tahun  ini berjalan dengan baik. Mulai dari sisi penyerapan belanja maupun  penerimaan negara sebagai alasan tidak mengajukan revisi APBN.

Apa yang tersirat dari langkah pemerintah diatas merupakan langkah normatif berdasarkan ekspekatasi kondisi yang normal dengan basic data yang existing.  Dalam sebuah perencanaan, data existing akan menjadi basis perhitungan kedepan. Padahal, faktanya rupiah mengalami fluktuasi yang dipekirakan akan mempengaruhi APBN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun