Seolah nikmat dengan penyimpangan hukum, upaya mengkerdilkan KPK hingga upaya menggolkan pengampunan koruptor menjadikan semakin panjang daftar carut marutnya penegakan hukum. Bahwa kepastian hukum maupun implementasinya merupakan dasar pembangunan sebuah bangsa. Kasus pembunuhan Mirna dapatlah dijadikan sebuah representasi kinerja aparatur hukum secara umum, apakah penerapan hukum di negri kita terus menerus diwarnai oleh tindakan-tindakan yang mengarah pada kepentingan yang menimbulkan ketidak adilan.
Banyak upaya yang dapat dilakukan oleh keluarga Jesica untuk mencari kebenaran kalau memang Jesica bukan pelakunya, sebaliknya kasus Karta dan Sengkon dapat dijadikan sebuah pengingat bahwa kepolisian bisa saja salah dalam menetapkan tersangka. Yang tergambar dari kasus pembunuhan Mirna, pihak kepolisian menetapkan tersangka terlebih dahulu baru kemudian memperkuat bukti-bukti, bagaimana kalau bukti itu tidak didapatkan sementara Jesica sudah ditahan ? Korban kedzoliman penerapan hukum atau memang pelakunya? Keduanya mungkin saja terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H