Karena saya pernah langsung menuju kantor BI di daerah Tugu Pahlawan Surabaya. Hasilnya, ditolak satpam disebabkan uang recehan dan pecahan kecil tadi sudah didistribusikan ke bank umum. Jadi jika berkebutuhan pun harusnya bisa langsung ke bank umum tadi. Dan karena itu pulalah, beberapa waktu lalu saya hingga berkeliling ke beberapa bank di beberapa kantor cabang baik kecil dan besar. Dari bank swasta saya diarahkan ke bank BUMN; dari yang saya punya rekeningnya hingga yang tak pernah jadi nasabah di sana. Dari kantor cabang pun diarahkan untuk menuju bank yang lebih besar. Namun hasilnya nihil. Hingga saya mencoba menghubungi humas BI dan beroleh kabar dari BI via email jika dulu ada keberadaan mobil keliling yang mengakomodasi penukaran uang kecil yang dihentikan sementara selama pandemi. Akibatnya, cukup memusingkan untuk sementara waktu itu (kurang lebih dua-mingguan) dan setelahnya mesti bergantung lagi pada pengamen keliling.
Beberapa tahun lalu sempat viral, banyak netizen yang keberatan hingga mengecam dan membuat MEME serta berbagai status atau twit jika uang kembalian diganti permen itu buruk. Namun apakah mereka juga mengecam penjualan uang koin baik yang mulus (untuk seserahan mahar dan lain-lain) atau yang bopeng, burik dan sejenisnya hanya untuk kembalian? Belum lagi akan uang koin dan receh yang dilempar ke kolam entah untuk cari peruntungan, atau iseng dilebur menjadi logam dan dilubang atau diubah bentuk menjadi cincin dan lain sebagainya.Â
Harapan saya, jika sembako macam minyak goreng mempunyai satgas untuk operasi pasar di lapangan demi mengontrol persediaan berbanding kebutuhan; seharusnya peredaran uang yang masih berlaku dan digunakan (sebelum diganti oleh terbitan yang lebih baru) ini juga dipantau. Karena mereka bukan golongan numismatik atau pecinta uang kuno dan langka, namun sudah mengambil untung besar terhadap mata uang kecil dan lumayan susah ditemukan di tingkat menengah; yang seharusnya tersebar merata di masyarakat tetapi hanya tertimbun di segelintir pencari keuntungan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H