Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Saya Mempertanyakan: Sejauh Mana Kontrol Bank Indonesia terhadap Uang (Kecil)?

15 Maret 2022   14:15 Diperbarui: 15 Maret 2022   14:23 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan screenshot satu marketplace di Indonesia u/ perdagangan mata uang rupiah koin. merata di hampir semua marketplace besar. dokpri 

Karena saya pernah langsung menuju kantor BI di daerah Tugu Pahlawan Surabaya. Hasilnya, ditolak satpam disebabkan uang recehan dan pecahan kecil tadi sudah didistribusikan ke bank umum. Jadi jika berkebutuhan pun harusnya bisa langsung ke bank umum tadi. Dan karena itu pulalah, beberapa waktu lalu saya hingga berkeliling ke beberapa bank di beberapa kantor cabang baik kecil dan besar. Dari bank swasta saya diarahkan ke bank BUMN; dari yang saya punya rekeningnya hingga yang tak pernah jadi nasabah di sana. Dari kantor cabang pun diarahkan untuk menuju bank yang lebih besar. Namun hasilnya nihil. Hingga saya mencoba menghubungi humas BI dan beroleh kabar dari BI via email jika dulu ada keberadaan mobil keliling yang mengakomodasi penukaran uang kecil yang dihentikan sementara selama pandemi. Akibatnya, cukup memusingkan untuk sementara waktu itu (kurang lebih dua-mingguan) dan setelahnya mesti bergantung lagi pada pengamen keliling.

Tangkapan screenshot jawaban bank indonesia tentang pertanyaan saya via email. dokpri
Tangkapan screenshot jawaban bank indonesia tentang pertanyaan saya via email. dokpri

Beberapa tahun lalu sempat viral, banyak netizen yang keberatan hingga mengecam dan membuat MEME serta berbagai status atau twit jika uang kembalian diganti permen itu buruk. Namun apakah mereka juga mengecam penjualan uang koin baik yang mulus (untuk seserahan mahar dan lain-lain) atau yang bopeng, burik dan sejenisnya hanya untuk kembalian? Belum lagi akan uang koin dan receh yang dilempar ke kolam entah untuk cari peruntungan, atau iseng dilebur menjadi logam dan dilubang atau diubah bentuk menjadi cincin dan lain sebagainya. 

Harapan saya, jika sembako macam minyak goreng mempunyai satgas untuk operasi pasar di lapangan demi mengontrol persediaan berbanding kebutuhan; seharusnya peredaran uang yang masih berlaku dan digunakan (sebelum diganti oleh terbitan yang lebih baru) ini juga dipantau. Karena mereka bukan golongan numismatik atau pecinta uang kuno dan langka, namun sudah mengambil untung besar terhadap mata uang kecil dan lumayan susah ditemukan di tingkat menengah; yang seharusnya tersebar merata di masyarakat tetapi hanya tertimbun di segelintir pencari keuntungan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun