Devin mengambil sebuah kertas dari dalam sakunya, sebuah kertas yang ia ambil saat seusai pelajaran, surat tanpa nama, sebuah potongan kertas kecil yang memberikan sebuah ancaman terhadap Perlita,
“BERANINYA MAIN PAKSAAN!! TEMUI AKU BESOK JAM ISTIRAHAT DI BELAKANG TAMAN! ATAU KUJEMPUT KAU!!”
“Siapa yang menaruh ini dimeja Perlita? Apa yang sebenarnya terjadi?” Devin merasa gusar karena surat tersebut, ancaman serius dari orang yang tidak dikenal. Yang jelas saat ini Perlita sedang dalam bahaya, entah apapun yang terjadi, besok Perlita tak boleh lepas dari Devin.
***
Keesokan Paginya.
“Perlitanya, sudah berangkat kesekolah Devin tadi ada temannya perempuan yang menjemputnya, ada apa, ya?”
“Be-begitu, ya, Paman? Terimakasih…” Devin segera berlari secepat-cepatnya ia tahu ada yang tidak beres saat ini, semua berkaitan dengan surat rahasia itu, Devin terus berlari sekencang-kencangnya menuju ke sekolahan,
“Sial! SIAL!! SIAL! Andai saja aku menyadarinya!!” Devin terus berlari…
***
“BRAKKK!!!”
“AUUUU!!” Tubuh Perlita di pojokan di tembok, ia tak mengira Anita menjemputnya lalu mengajaknya ke taman belakang, tiba-tiba saja sudah ada 5 orang wanita yang sekelas dengan Perlita mengepungnya.