Tiga buah hamburger porsi besar sudah tersedia di atas meja bersama dengan kentang goreng yang dibuat sendiri oleh ayah Perlita, mereka bertiga duduk di meja makan sembari menikmati makanan kecil yang disajikan. Suasana kehangatan keluarga yang membuat iri Devin, ia jarang merasakan semua ini sendiri, dia memiliki rumah, tapi seolah hanya dia seorang yang tinggal dirumah itu, sebelum ayah dan ibunya bercerai semuanya indah, namun semenjak kejadian tersebut semua mulai berubah.
“Nyam… Ergh…” Devin mengecap perlahan hamburger buatan Ayah Perlita, semuanya enak dan masih segar, daun seledri, timun, tomat, daging sapi dua tumpuk, dan keju benar, benar nikmat.
“Emm… Paman kok bisa pintar masak, sih?” Tanya Devin sembari terus mengecap hamburgernya.
“Terimakasih Devin.” Ayah Perlita tersenyum sejenak ia melanjutkan pembicaraanya, “Semua itu karena mamanya Perlita, dia yang mengejarkan Paman memasak.”
“Heh, Papamu orang yang romantis, ya? Kamu mungkin bisa tanyakan tentang cinta ke dia…” Bisik Devin yang berada di samping Perlita.
Perlita hanya mengangguk, “Paa! Rasanya mencium seseorang itu gimana, ya?”
“Brrruuuuott!!!!!”
Hening……
“Yeaaakh, jorok!” Perlita mengamati meja makan yang kotor dengan sekejap karena hemburan keras dari mulut Devin, dan Ayah Perlita.
“KENAPA TIBA-TIBA TANYA KAYAK GITU BODOH!!!!” Tanya Ayah Perlita, dan Devin bersamaan, Daging sapi, campur keju, selederi, dan timun berjajaran mengotori meja dalam seketika. Ayah Perlita, dan Devin segera meletakan sisa hamburger dan membersihkan sampah mereka bersamaan,
“Kenapa tanya rasanya ciuman?” Tanya sang Ayah sembari membersihkan mejanya,