Mohon tunggu...
kemal widi wijaya
kemal widi wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis

Trying to be a good human being, menjadi manusia yang terus belajar dari kesalahan, mengembangkan kreativitas, dan berpikir positive dalam setiap kondisi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengapa Kita Sulit Meninggalkan Kebiasaan Buruk?

23 Juni 2024   19:44 Diperbarui: 23 Juni 2024   23:46 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Instagram Kemal Widi Wijaya

Bisa karena terbiasa dan terbiasa karena sudah dibiasakan.

Hey best, tahukah kalian bahwa kebiasaan merupakan komponen dalam hidup yang tak mungkin bisa lepas dari diri manusia. Komponen yang sengaja Tuhan berikan dan letakan pada tiap - tiap individu, sehingga menghasilkan sebuah realitas bahwa " every human being has habits, good or bad ". 

Hanya saja dalam realitasnya, Komponen yang satu ini tidak  muncul ke kehidupan dengan sendirinya. Ada peran penting dari sang creator di balik munculnya sebuah kebiasaan yang membuatnya itu ada, and yes, we ourselves are the creators of habits.

Ada kebiasaan baik yang mampu menggiring kita pada perubahan hidup yang lebih baik dengan cara menciptakan, membiasakan sekaligus mempertahankannya. Atau sebaliknya, ada kebiasaan buruk yang mengarahkan kita pada keterpurukan karena faktor kebiasaan buruk yang dibiasakan sehingga menjadi hal yang biasa. 

" Dengan kata lain Apa yang kita tanam, maka itu yang akan kita petik dan rasakan hasilnya " 

Nah, dalam artikel sekarang, akan dijelaskan mengapa kita kesulitan dalam meninggalkan kebiasaan buruk, dan menjadikan hal tersebut sebuah problem dan challenge tersendiri dalam hidup untuk kedepannya.

Karena secara perlahan tapi pasti, kebiasaan buruk itu mulai menginvasi dan mengikis waktu yang sebenarnya bisa kita manfaatkan semaksimal mungkin dengan berbagai kebiasaan yang positif.

Namun disisi lain, terdapat fakta yang pastinya setiap orang tau bahwa punya niat dan tekad yang kuat dalam meninggalkan kebiasaan buruk tidaklah cukup dalam sebuah action eksekusinya. Sehingga dalam melakukan sebuah tindakan keberpindahan pada sebuah kebiasaan baru yang bentuknya entah itu untuk mengurangi sebelum berhenti, sama sekali bukanlah perkara yang mudah. 

Dan berikut merupakan beberapa penjelasan mengapa meninggalkan kebiasaan buruk itu sulit :

1. Sudah menjadi kebiasaan

Kebiasaan bisa diartikan sebuah rutinitas yang dilakukan secara continue. Sehingga, bila kita tarik kesimpulan mengapa sulitnya kita untuk meninggalkan kebiasaan buruk adalah karena hal tersebut sering dilakukan secara berulang dan terus menerus. Entah itu secara sadar atau tanpa sadar, sampai terlampau sering dilakukan, sehingga hal ini sudah melekat dengan rutinitas keseharian kita dan sukar untuk ditinggalkan.

2. Faktor Lingkungan dan Pergaulan

Hal lain yang dapat mempersulit kita untuk meninggalkan kebiasaan buruk adalah faktor lingkungan dan pergaulan yang buruk. Dan inilah pentingnya kita untuk memilah dan memilih, sekaligus sebisa mungkin mengkondisikan diri untuk selalu berada pada lingkungan dan pergaulan yang sehat dan positif. Karena ketika kita berada pada lingkungan dan pergaulan yang tidak berubah dan juga tidak merubah diri kita kearah yang lebih baik. Akan sulit untuk menahan godaan dan pengaruh orang di sekitar untuk meninggalkan kebiasaan buruk tersebut.

3. Kenikmatan Sesaat

Hidup di zaman sekarang yang serba instan, orang sangat terbantukan untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginannya sendiri. Apalagi dengan perkembangan teknologi yang berkembang sangat pesat, sehingga  terkadang membuat kita tidak perlu lagi pergi keluar rumah untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Namun disisi lain, pengaruh perkembangan tersebut bisa menjadi awal mula dari sulitnya kita meninggalkan kebiasaan buruk. Karena faktanya, banyak kebiasaan buruk yang memberikan rasa nikmat sesaat. Bahkan terkadang kitanya sendiri mencari kenikmatan dan penguatan sensasi tersebut dengan tujuan sekedar melepaskan stres dengan dampak jangka panjangnya yang dapat menyulitkan kita dalam meninggalkan kebiasaan buruk.

4. Perubahan otak

Kebiasaan dalam hidup terbagi menjadi dua yaitu kebiasaan buruk dan baik. Dan kebiasaan tersebut menjadi sebuah rutinitas yang kita jalani dalam kehidupan sehari-hari, sehingga di dalam otak kita terbentuk sebuah perubahan struktur atau fungsi yang khususnya di area yang berkaitan dengan memori pengambilan keputusan dan pengendalian diri. Sehingga kebiasaan yang kita lakukan lambat laun akan mengakar dalam otak. Begitu juga dengan kebiasaan buruk yang sering kita lakukan. Otak akan menyimpan dan merespon pada tubuh, sehingga dengan sadar atau tanpa kesadaran kita bertindak melakukan kebiasaan buruk yang sudah tersimpan di dalam otak kita.

5. Kurangnya kesadaran dan motivasi

Kesadaran dan motivasi sangatlah penting ketika kita punya niat untuk meninggalkan kebiasaan buruk. Karena beberapa orang atau bahkan kita sendiri tidak menyadari dampak penuh dari kebiasaan buruk yang sering dilakukan. Bahkan sampai pada fase ketidakadaannya motivasi yang cukup kuat untuk berubah, kita terus terlarut lebih dalam dan malah memperburuk kondisi yang ada dengan kebiasaan buruk itu sendiri yang justru mengontrol diri kita.

Kita sudah tahu bahwa meninggalkan kebiasaan buruk no easy for doing, lalu  mudah diucapkan tapi sulit untuk dilakukan. But wait, ada hal yang lebih sulit dari meninggalkan kebiasaan buruk dalam hidup, yaitu membentuk dan mempertahankan kebiasaan baik. Need survive yang kuat dan komitmen yang tinggi dalam diri

Kemudian juga, hal yang harus kita tekankan dan garis bawahi ketika kebiasaan buruk itu mulai menggila adalah jangan sampai kita  menormalisasikan kebiasaan buruk tersebut. Apalagi selalu bersikap denial atau membiarkan hal itu berjalan seperti sesuatu yang sudah biasa. Hingga tanpa kita sadari, kita membuat dan membangun sebuah mesin pembunuh untuk diri kita sendiri, yang membuat secara tak sadar, mengubur diri kita sendiri dengan tangan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun