Kebiasaan bisa diartikan sebuah rutinitas yang dilakukan secara continue. Sehingga, bila kita tarik kesimpulan mengapa sulitnya kita untuk meninggalkan kebiasaan buruk adalah karena hal tersebut sering dilakukan secara berulang dan terus menerus. Entah itu secara sadar atau tanpa sadar, sampai terlampau sering dilakukan, sehingga hal ini sudah melekat dengan rutinitas keseharian kita dan sukar untuk ditinggalkan.
2. Faktor Lingkungan dan Pergaulan
Hal lain yang dapat mempersulit kita untuk meninggalkan kebiasaan buruk adalah faktor lingkungan dan pergaulan yang buruk. Dan inilah pentingnya kita untuk memilah dan memilih, sekaligus sebisa mungkin mengkondisikan diri untuk selalu berada pada lingkungan dan pergaulan yang sehat dan positif. Karena ketika kita berada pada lingkungan dan pergaulan yang tidak berubah dan juga tidak merubah diri kita kearah yang lebih baik. Akan sulit untuk menahan godaan dan pengaruh orang di sekitar untuk meninggalkan kebiasaan buruk tersebut.
3. Kenikmatan Sesaat
Hidup di zaman sekarang yang serba instan, orang sangat terbantukan untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginannya sendiri. Apalagi dengan perkembangan teknologi yang berkembang sangat pesat, sehingga  terkadang membuat kita tidak perlu lagi pergi keluar rumah untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Namun disisi lain, pengaruh perkembangan tersebut bisa menjadi awal mula dari sulitnya kita meninggalkan kebiasaan buruk. Karena faktanya, banyak kebiasaan buruk yang memberikan rasa nikmat sesaat. Bahkan terkadang kitanya sendiri mencari kenikmatan dan penguatan sensasi tersebut dengan tujuan sekedar melepaskan stres dengan dampak jangka panjangnya yang dapat menyulitkan kita dalam meninggalkan kebiasaan buruk.
4. Perubahan otak
Kebiasaan dalam hidup terbagi menjadi dua yaitu kebiasaan buruk dan baik. Dan kebiasaan tersebut menjadi sebuah rutinitas yang kita jalani dalam kehidupan sehari-hari, sehingga di dalam otak kita terbentuk sebuah perubahan struktur atau fungsi yang khususnya di area yang berkaitan dengan memori pengambilan keputusan dan pengendalian diri. Sehingga kebiasaan yang kita lakukan lambat laun akan mengakar dalam otak. Begitu juga dengan kebiasaan buruk yang sering kita lakukan. Otak akan menyimpan dan merespon pada tubuh, sehingga dengan sadar atau tanpa kesadaran kita bertindak melakukan kebiasaan buruk yang sudah tersimpan di dalam otak kita.
5. Kurangnya kesadaran dan motivasi
Kesadaran dan motivasi sangatlah penting ketika kita punya niat untuk meninggalkan kebiasaan buruk. Karena beberapa orang atau bahkan kita sendiri tidak menyadari dampak penuh dari kebiasaan buruk yang sering dilakukan. Bahkan sampai pada fase ketidakadaannya motivasi yang cukup kuat untuk berubah, kita terus terlarut lebih dalam dan malah memperburuk kondisi yang ada dengan kebiasaan buruk itu sendiri yang justru mengontrol diri kita.
Kita sudah tahu bahwa meninggalkan kebiasaan buruk no easy for doing, lalu  mudah diucapkan tapi sulit untuk dilakukan. But wait, ada hal yang lebih sulit dari meninggalkan kebiasaan buruk dalam hidup, yaitu membentuk dan mempertahankan kebiasaan baik. Need survive yang kuat dan komitmen yang tinggi dalam diri
Kemudian juga, hal yang harus kita tekankan dan garis bawahi ketika kebiasaan buruk itu mulai menggila adalah jangan sampai kita menormalisasikan kebiasaan buruk tersebut. Apalagi selalu bersikap denial atau membiarkan hal itu berjalan seperti sesuatu yang sudah biasa. Hingga tanpa kita sadari, kita membuat dan membangun sebuah mesin pembunuh untuk diri kita sendiri, yang membuat secara tak sadar, mengubur diri kita sendiri dengan tangan kita.