Mohon tunggu...
KEMAL ARKAN IMRON
KEMAL ARKAN IMRON Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercubuana

Nama : Kemal Arkan Imron, NIM :41521010030, Program Studi : Teknik Informatika, Fakultas : Ilmu Komputer, Dosen Pengampu : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik. Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cara Memahami Komunikasi dengan Pendekatan Semiotika

4 April 2023   21:12 Diperbarui: 4 April 2023   21:25 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian Semiotika menurut para ahli lainnya :

  1. Ferdinand de Saussure: Semiotik adalah ilmu tentang tanda dan maknanya.
  2. Roland Barthes: Semiotik adalah studi tentang cara-cara tanda-tanda diproduksi, dikodekan, dan diinterpretasikan dalam berbagai bentuk budaya.
  3. Umberto Eco: Semiotik adalah ilmu yang mempelajari proses produksi, penggunaan, dan interpretasi tanda dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk linguistik, seni, sastra, dan media.
  4. Thomas A. Sebeok: Semiotik adalah studi tentang segala jenis tanda, baik yang alami maupun buatan manusia, dan bagaimana mereka digunakan dan dipahami dalam komunikasi manusia.
  5. Daniel Chandler: Semiotik adalah ilmu yang mempelajari cara-cara tanda-tanda digunakan dalam berbagai konteks sosial, budaya, dan historis untuk menciptakan makna.
  6. Marcel Danesi: Semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda-tanda sebagai dasar bagi pemahaman manusia tentang realitas di sekitarnya, dan bagaimana tanda-tanda itu digunakan untuk menghasilkan makna.
  7. Susan Petrilli: Semiotik adalah disiplin yang mempelajari sifat, fungsi, dan kompleksitas tanda sebagai fenomena budaya dan linguistik, serta bagaimana mereka digunakan untuk memproduksi, memahami, dan merespons pesan-pesan dalam berbagai konteks.

Sejarah Semiotik

Asal usul istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani "Semeion" yang berarti tanda. Seiring perkembangan bahasa, istilah ini diadopsi ke dalam bahasa Inggris dan dikenal sebagai semiotics atau semiology. Konsep tanda yang dikaji dalam semiotika bukan hanya benda fisik, namun juga segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati. Dalam kajian semiotika, objek-objek, peristiwa, dan kebudayaan dianggap sebagai tanda yang mewakili benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar dirinya sendiri.

Sejarah teori semiotik dapat ditelusuri kembali hingga zaman kuno, ketika filosof Yunani seperti Plato dan Aristoteles mulai memikirkan konsep tentang simbol dan representasi. Namun, pengembangan teori semiotik modern dimulai pada abad ke-19 ketika seorang filsuf dan linguistik Swiss, Ferdinand de Saussure, memperkenalkan konsep "tanda" (sign) dalam bukunya yang berjudul "Course in General Linguistics" (1916).

Salah satu tokoh penting dalam sejarah teori semiotik adalah Charles Sanders Peirce. Peirce adalah seorang filsuf dan ilmuwan Amerika yang hidup pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Peirce dianggap sebagai salah satu pendiri teori semiotik modern. Kontribusinya terhadap teori semiotik adalah teori tiga unsur, yang terdiri dari representamen, objek, dan interpretan. Menurut Peirce, representamen adalah tanda atau simbol yang merepresentasikan objek tertentu, sedangkan interpretan adalah pemahaman atau makna yang dihasilkan dari tanda atau simbol tersebut.

Pada awal abad ke-20, Ferdinand de Saussure, seorang ahli bahasa Swiss, mengembangkan teori semiotik yang disebut strukturalisme. Saussure menekankan bahwa bahasa adalah sistem tanda-tanda yang digunakan untuk berkomunikasi, dan bahwa makna dari tanda-tanda tersebut ditentukan oleh hubungan antara tanda-tanda tersebut dalam sistem bahasa.

Teori semiotik juga berkembang di bidang sastra dan seni. Seorang kritikus sastra dan budaya Rusia, Viktor Shklovsky, mengembangkan teori semiotik yang disebut "estrangement". Menurut Shklovsky, penggunaan bahasa dalam sastra harus menantang pemahaman konvensional agar dapat menciptakan pengalaman estetik yang baru.

Pada tahun 1960-an, Roland Barthes, seorang filsuf dan kritikus budaya Prancis, mengembangkan teori semiotik yang disebut "semiotik struktural" atau "semiotik Barthes". Teori ini menekankan bahwa tanda-tanda tidak hanya merepresentasikan objek-objek di dunia nyata, tetapi juga dapat menciptakan makna dan konsep baru.

Selain Barthes, ahli semiotik lainnya seperti Yuri Lotman, dan Umberto Eco juga memberikan kontribusi penting dalam perkembangan teori semiotik. Lotman, seorang ahli semiotik dari Rusia, mengembangkan konsep kode dalam semiotik budaya, dan menunjukkan bahwa setiap kelompok masyarakat memiliki kode yang berbeda-beda yang digunakan dalam bahasa dan simbol. Eco, seorang ahli sastra dan filsuf asal Italia, mengembangkan konsep "semiotik interpretatif" yang menunjukkan bahwa semua tanda dan simbol dalam budaya dapat diinterpretasikan melalui analisis kritis.

Dalam beberapa tahun terakhir, semiotik telah terus berkembang dan digunakan dalam berbagai disiplin ilmu dan bidang pekerjaan, termasuk desain grafis, pemasaran, dan studi media. Konsep-konsep semiotik seperti "mitos", "kode", dan "struktur" telah menjadi bagian integral dari analisis dan interpretasi budaya modern.

Selain itu, Barthes juga memperkenalkan konsep "denotasi" dan "konotasi". Denotasi merujuk pada makna literal dari sebuah tanda atau simbol, sedangkan konotasi merujuk pada makna yang dihubungkan secara kultural atau sosial dengan simbol tersebut. Misalnya, sebuah foto mungkin menunjukkan sebuah kursi kosong (denotasi), tetapi konotasi dari gambar tersebut dapat berbeda tergantung pada konteks dan pengalaman individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun