Akbar Zulvan Faris, Alfina Jihan Nuza, Naelaturrifdah Alfiani, Diah Fitriani, Sinta Dwi Anggraini, Ahmad Ainnul Yaqin, Ahmad Ulul Fadli, Lilis Mu'isyarah, M Fajar Hanif Lutfi Hakim, Mohammad Rizki Ramadan, Dheasyinta Ramandhani, Fitriani Roikhatul Jannah, Ardinto Faiq Nurilham, Najih Mumtaza Zen, Mukti Dian Ningrum
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
akbarzu765@gmail.com
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
alfina.jihan@gmail.com
Fakultas Ushuludin dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
rifdaalfiani718@gmail.com
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
fitriputri14937@gmail.com
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
sintajepara7@gmail.com
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
ahmadainul389@gmail.com
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
emailnyaulul@gmail.com
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
lilismuisyarah19@gmail.com
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
mfajarhaniflutfihakim@gmail.com
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
rizrama06@gmail.com
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
sintadea913@gmail.com
Fakultas Ushuludin dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Semarang,
Roikhatuljannah076@gmail.com
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
Ardintofaiq_1902026088@walisongo.ac.id
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
najihmumtazazen@gmail.com
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
muktidiand82@gmail.com
AbstrakÂ
Pemberdayaan masyarakat merupakan konsep pembanguan atau pengembangan masyarakat agar dapat hidup sejahtera dengan merangkum nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam pembangunan kemandirian masyarakat tidak hannya dalam aspek preekonomi saja, akan tetapi juga dalam aspek sosial, budaya, berpendapat, serta dalam menentukan hak-hak politik.Â
Masyarakat di masa moderen saat ini tidak bisa di lepaskan dengan tekologi, dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat ini mucul berbagai fitur-fitur baru yang mudah di akses salah satunya akun media social seperti whatshap, facebook, instagram, dan lain sebagainya, selain itu juga ada beberapa platform jual beli seperti took pedia, lazada, shopee, dan masih banyak lagi.Â
Dega berbagai kemudaha tersebut masyarakat dapat megesplor media-media tersebut untuk meningkatkan kesejahteraaan hidup baik inividu maupun kelompok. Penelitian ini utuk megetahui pemberdayaan masyarakat melalui pengptimalan media digital khususnya pada masyarakat di desa wisata.Â
Jenis penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data melalui wawan cara dan observasi pada masyarakat desa wisata.
Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Optimalisasi Media, Media Digital
COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH DIGITAL MEDIA OPTIMIZATION
Abstract
Community empowerment is a concept of community development or development so that they can live prosperously by summarizing community values to build a new paradigm in the development of community self-reliance, not only in the pre-economic aspect, but also in social, cultural, opinionated and determining rights. political.Â
Modern society today cannot be separated from technology, with this very rapid technological development, various new features that are easy to access have emerged, one of which is social media accounts such as WhatsApp, Facebook, Instagram, and so on. several buying and selling platforms such as Tokopedia, Lazada, Shopee, and many more.Â
With these various conveniences, the public can explore these media to improve the welfare of both individual and group lives. This research is to find out community empowerment through optimizing digital media, especially for people in tourist villages. This type of research is a descriptive qualitative research method, with data collection through interviews and observations in tourist village communities.
Keywords: Community Empowerment, Media Optimization, Digital Media
Pendahuluan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk membangun daya masyarakat agar mandiri, dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.Â
Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan pemberdayaan yang dilakukan banyak melibatkan media digital. Media digital ini bisa berupa website, media sosial, gambar dan video digital, audio digital dan lain-lain.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui cara pengoptimalan media digital dalam pemberdayaan masyarakat. Media digital yang diteliti dalam penelitian ini adalah Facebook, Twitter, Youtube, Instagram, dan Tik Tok.Â
Media digital banyak memudahkan keiatan sehari-hari masyarakat, tidak terkecuali dalam kegiatan pemberdayaan, seperti pengumpulan data yang lebih mudah dari berbagai sumber, proses pemberdayaan yang lebih menarik, dan efisiensi waktu pemberdayaan. Dalam penelitian ini, juga dijelaskan mengenai media social apa yang paling tepat digunakan dalam proses pemberdayaan.
Sehubungan dengan hal itu, di era yang serba digitalisasi ini, diperlukan kegiatan pelatihan mengoptimalkan media digital untuk masyarakat. Baik dalam hal media social, e-market, dan platform-platform yang lainnya. Namun penggunaan media digital juga perlu ada pengawasan, karena masyarakat tetap membutuhkan peran langsung dari pemberdaya.Â
Pada jurnal ini juga dijelaskan mengenai tahapan dalam pemberdayaan, yang diharapkan dapat menjadi bekal dalam proses pemberdayaan.
Metode
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi. Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan yang ada.Â
Penelitian ini mendeskripsi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Optimalisasi Media Digital. Sedangkan Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode studi Pustaka. Metode ini pada umumnya dilakukan peneliti yang ingin melakukan riset atau penelitian yang bersumber dari literatur atau karya sastra seperti buku.Â
Pada umumnya peneliti terlebih dahulu akan mencari sejumlah buku yang relevan dengan topik penelitian. Kemudian, membacanya satu persatu demi mendapatkan data yang diperlukan.
Hasil dan Pembahasan
Pemberdayaan berasal dari kata daya yang artinya "kekuatan", sehingga dapat dijelaskan bahwa pemberdayaan merupakan proses menuju berdaya. Proses ini mengarah pada langkah-langkah yang dilakukan secara bertahap untuk mengubah masyarakat yang kurang dan belum berdaya (kekuatan untuk hidup mandiri) agar menjadi berdaya.
Kemandirian masyarakat merupakan suatu keadaan dimana masyarakat mempunyai kemampuan untuk berpikir, dan memutuskan serta menjalankan sesuatu yang bermanfaat untuk mencari jalan keluar permasalahan melalui kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Kemandirian masyarakat akan meningkatkan kualitas hidup melalui berpikir, berperilaku dan bersikap untuk berubah dan maju.Â
Pemberdayaan tidak hanya dikhususkan untuk masyarakat yang kurang atau belum berdaya, tetapi juga dapat diberikan untuk masyarakat yang sudah berdaya yang masih terbatas untuk mencapai kemandirian, sehingga perlu digali dan dikembangkan lagi potensi yang dimiliki oleh masyarakat.
Pemberdayaan dilakukan dengan cara memotivasi, mendorong serta membangkitkan kesadaran terhadap potensi yang dimiliki dan mengembangkannya. Tetapi, pemberdayaan seharusnya tidak mengakibatkan ketergantungan di masyarakat, sebaliknya pemberdayaan hendaknya mengarahkan pada proses kemandirian.Â
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu tindakan sosial yang mana masyarakat pada suatu komunitas mengorganisasikan diri dalam merancang sebuah perencanaan serta tindakan yang efektif untuk mencari jalan keluar permasalahan sosial dan memenuhi kebutuhan sosial yang sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki.
Pemberdayaan masyarakat tidak hanya untuk masyarakat individu tetapi juga untuk kelompok, sebagai suatu bagian dari aktualisasi eksistensi manusia. Dengan itu, masyarakat dapat dijadikan sebagai tolak ukur secara normatif, yang menempatkan konsep pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari upaya untuk membangun eksistensi masyarakat secara individu maupun kelompok.Â
Pada pemberdayaan masyakat diperlukan pengenalan tentang hakekat manusia yang akan memberikan pengetahuan dalam menerapkan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat mengangkat kehidupan masyarakat sebagai kelompok sasaran agar lebih berdaya, sejahtera serta memiliki kekuatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang pada akhirnya menciptakan suatu kemandirian pada masyarakat.Â
Tentunya kemandirian tersebut tidak hanya pada aspek ekonomi saja, tetapi juga pada aspek sosial, budaya, berpendapat, serta dalam menentukan hak-hak politik. Masyarakat dapat menentukan sendiri hak politiknya dalam memilih calon pemimpin yang baik maupun memilih calon legislatif sebagai wakil rakyat.Â
Masyarakat tidak merasa takut dengan adanya tekanan dari pihak-pihak tertentu dalam menentukan pilihan, serta sogokan dalam bentuk apapun. Dan tujuan akhir yang diharapkan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat yaitu terciptanya kemandirian masyarakat dalam menentukan pilihan yang terbaik bagi diri mereka sendiri.
Tujuan dari pemberdayaan masyarakat yaitu memperkuat kekuasaan masyarakat, terutama kelompok lemah yang tidak berdaya, baik karena kondisi internal maupun karena kondisi eksternal. Kelompok yang dapat dikatakan lemah atau kurang serta belum berdaya, yaitu:
1.Lemah secara struktural, yaitu masyarakat yang kelas sosial ekonominya rendah, kelompok minoritas, serta yang mendapatkan perlakuan kurang.
2.Lemah secara khusus, yaituanak-anak, remaja, manula, cacat, gay-lesbi.
3.Lemah secara personal, yaitu masyarakat yang mengalami masalah pribadi atau keluarga.
Tahapan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, yaitu:
1.Penyadaran, yaitu masyarakat diberi penyadaran bahwa setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan.
2.Pengkapsitasan, tahap ini dapat tercapai apabila masyarakat sudah memiliki kemampuan untuk menerima daya.
3.Pendayaan, yaitu masyarakat diberikan daya dan peluang untuk berkembang mencapai kemandirian.
Dengan demikian, dalam pemberdayaan masyarakat terdapat dua kelompok yang saling berkaitan yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pemerintah daerah, pemerintah desa, lembaga swadaya masyarakat sebagai pihak yang memberdayakan.
Selanjutnya media digital, saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang sangat pesat sehingga masyarakat dituntut lebih jeli saat memilih konten dan informasi agar terhindar dari unsur negative sampai berita hoax. Perubahan teknologi secara tidak langsung mengaruskan setiap orang siap untuk menghadapi segala macam perkembangan.Â
Perubahan teknologi secara tidak langsung mengharuskan setiap orang untuk siap menghadapi apapun perkembangannya. Perubahan teknologi pada zaman moderenisasi ini dapat membuat orang mengandalkan teknologi.Â
Berkembangnya teknologi yang cepat dapat dilihat melalui penemuan-penemuan teknologi dan semuanya dapat dikerjakan secara mobile. Akses yang sangat mudah dapat membuat manusia bergantung dengan teknologi (Gentan, 2019).
Contoh perkembangan teknologi dan informasi adalah adanya telepon genggam atau sering disebut juga smarthphone.Â
Dalam penggunaanya, telepon genggam ini sudah ada diseluruh dunia, salah satunya di Indonesia. Telepon genggam menjadi terkenal karena lebih fleksibel dalam mencari informasi melalui internet. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tren teknologi yang semakin maju melalui ponsel pintar, berdasarkan grafik dibawah ini :
Tabel kelebihan media sosial atau digital untuk Media Pemberdayaan
NoKategoriFacebookTwitterYoutubeInstagramTiktok
1.FiturPembagian pesan bisa beantau, seperti pembagian URL. Ada grup lebih memudahkan bertukar informasiTidak hanya berbasis web tetapi juga berbasis ponsel pintar jadi akses untuk menggunakan lebih mudahAdanya fitur offline, viewers like, unlike, dan adanya subscriber
Bisa terkoneksi dengan media lain, mempunyai fitur siaran langsung, memiliki fitur editing foto dan video Tidak jauh berbeda dari fitur Instagram, namun Tik-Tok lebih fleksibel. Adanya fitur for your page untuk melihat video yang sedang trending
2. Durasi penayangan videoDurasi penayangan lebih lama,memiliki siaran langsung berdurasi Panjang.Karakter status pada twitter memunculkan point intiJudul video yang diungga bervariatif sehingga dapat memunculkan penasaran penggunaKarakter status dpat berupa penjelasan dari unggaan foto atau videoKarakter status daoat berupa konten video yang dikemas secara menarik sehingga semua informasi terdapat pada video tersebut
3. Karakter statusKarakter tidak dibatasi, identitas dapat dicantumkan lebih lengkapKarakter status pada Twitter memunculkan pont intiJudul video yang diunggah bervariatif sehingga dapat memudahkan Karakter status berupa penjelasan dari unggahan foto atau videoKarakter status berupa konten video yang dikemas menarik sehingga informasi terdapat dalam video tersebut
4. Tujuan utama pemanfaatan mediaMenyasar tidak hanya generasi milenial tetapi sampai generasi XMenciptakan trending topicBerbagi video aktivitas sosial lengkapSebagai bahan referensi misalkan dibidang transportasi wisata dan argoSebagai tempat mempublikasi informasi karena media ini cepat trending
Perangkat komunikasi masyarakat informasi saat ini telah bertransformasi menjadi perangkat komunikasi yang tidak hanya menawarkan fitur telekomunikasi tetapi juga akses data. Masyarakat informasi global menganggap telepon genggam menjadi kebutuan yang turut mempengaruhi gaya hidup, terutama dalam mengakses dan menyalurkan informasi.Â
Memperhatikan masyarakat Indonesia saat ini, sudah terkena dampak kemajuan media digital yang dapat dilihat dalam kepemilikan telepon genggam atau smarthphone.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu usaha untuk memotivasi atau mendorong potensi yang dimiliki desa agar masyarakat bergotong royong membantu usaha desa dalam memajukan potensi desa sebagai desa pariwisata. Pemberdayaan tersebut dibantu dengan media digital yang berkembang sangat maju saat ini.Â
Dengan adanya media informasi yang sangat maju, hal tersebut sangat membantu masyarakat untuk mengembangkan banyak potensi apapun, dari mulai potensi pariwisata desa dan membantu desa untuk mengoptimalkan semua bentuk potensi lainnya di desa tersebut.Â
Sebagai desa yang mengedepankan sektor pariwisata, media sosial sangatlah membantu dalam promosi maupun memperluas jangkauan, agar bisa dikenal lebih banyak kalangan. Ada beberapa cara untuk mengoptimalkan penggunaan media digital:
a.Memperkuat konten media digital
b.Share konten beberapa kali
c.Konsisten dalam membagikan konten
Dengan share konten diberbagai platform media sosial mampu memberikan informasi pada masyarakat luas dan masyarakat bisa memberikan tanggapan terhadap konten-konten yang sudah disebarluaskan tersebut.Â
Kesimpulan
Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah memperkuat kekuasaan masyarakat yang awalnya tidak berdaya, menjadi berdaya dan mandiri dengan melalui beberapa tahapan. Dalam proses pemberdayaan ini perlu adanya kerjasama antara masyarat yang di berdayakan dan juga pemerintah desa maupu daerah yang bertugas.Â
Salah satu metode pemberdayaan yang digunakan adalah dengan mengoptimalkan penggunaan smartpohon guna membranding potensi daerah dan juga pemasaran hasil umkm masyarakat desa wisata.Â
Daftar Pustaka
Endah, Kiki. 2020. Pemberdayaan Masyarakat: Menggali Potensi Lokal Desa. Jurnal Moderat. 6(1): 137-138.
Hamid, Hendrawati. 2018. Manajemen Pemberdayaan Masyarakat. Makassar: De La Macca.
Wahyuni, Dinar. 2018. Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial. 9(1): 86-87.
Dr. Diah Ajeng Purwani, S. M. (2021). Pemberdayaan Era Digital. In S. M. Dr. Diah Ajeng Purwani, Pemberdayaan Era Digital (pp. 1-50). yogyakarta: Bursa Ilmu.
Rosalina Erlinda, d. (2021). Literasi Digital sebagai Wujud Pemberdayaan Masayarakat di era Globalisasi. Jurnal Pasopati Vol 3 No. 2, 120.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H