Kata-kata yang bernada jalan pintas dan menggoda Anda malas menceritakan detil demi detil sensasi tubuh, sebaiknya dihindari. Terutama, kata-kata itu tidak akan menggugah pembaca. Tidak akan sampai ke dasar nyali pembaca.
Camkan! Anda tidak sedang memberi tahu bahwa Anda sakit. Anda ingin kesakitan yang konkret. Anda ingin pembaca mengalaminya secara konkret. Bukan hanya di halaman atau tulisan saja. Anda ingin pembaca mengalami dan sensasi itu tumbuh di tubuh mereka.
Taruh misal, seks. Kata seks, semua orang juga paham. Tetapi, ketika pembaca membaca kata itu, imajinasi apa yang akan berkorelasi dengan makna yang ditangkap oleh pikiran pembaca?
Jadi, bongkar, pilah, dan pilihlah sensasi demi sensasi yang tubuh alami. Untuk membuat orgasme yang unik dan otentik, Anda tak bisa mewakilinya hanya dengan kata “orgasme”. Anda harus mendedahkan secuil demi secuil sensasi yang dialami tubuh.
“Orang normal saat pusing, dia cari bodrek. Penulis sakit kepala, dia ambil catatan.”
Cobalah riset dengan tubuh Anda sendiri. Ketika mengalami sakit, apapun itu. Ingatlah, sensasi tubuh yang Anda alami sampai sedetil-detilnya. Ingat dan (kalau perlu) catat segera. Sensasi demi sensasi.
Catatan:
Metode lainnya yang berhubungan dengan sensasi tubuh ini adalah memasukkan istilah-istilah medis. Istilah kedokteran. Istilah anatomi. Istilah kimia. Ini memang akan membuat Anda menyelesaikan PR sebagai penulis. Anda melakukan riset.
Namun, perlu hati-hati. Tak semua pembaca akrab dengan istilah-istilah tersebut.
Menggunakan bahasa-bahasa dan istilah aneh, (biasanya terjadi pada cerita beraliran absurd) juga bisa untuk menggambarkan sensasi tubuh. Tapi, hati-hati, tak semua pembaca mengalami realitas Anda yang spesifik.
Contohnya bahasa seperti ini: Dari mulutnya, keluar burung gagak berkepala kodok. Mulutnya sobek. Berdarah. Burung gagak yang mengempit kawat berkepala kodok itu masuk ke hidungnya, sebelum sempat berkata: Apa arti cinta?