Mohon tunggu...
Kelas Penulis
Kelas Penulis Mohon Tunggu... -

sekumpulan penulis amatir yang sedang belajar (demi hidup yang lebih baik) Situs blog: https://kelaspenulis.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tips Menulis: Tubuh #03

23 September 2016   18:03 Diperbarui: 8 Oktober 2016   01:01 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda memberi mereka realitas ciptaan Anda dan memblok realitas aktual mereka sendiri.

Ya! Pembaca bisa saja sedang berada di sebuah pasar yang riuh, bandara yang bising, atau di kantor yang membosankan. Barangkali mereka sedang penat, lelah, atau sedih. Atau, sedang mengalami hari yang buruk saat itu.

Sebagai penulis, jika Anda bisa menggenggam pikiran, hati, dan (terutama) tubuh mereka lalu memasukkan mereka ke dalam cerita Anda, maka, saya perlu mengucapkan selamat. Anda penulis jempolan!

Anda menimpa realitas mereka dengan realitas fiksi rekaan (atau ciptaan) Anda. (entah itu realitas Anda lebih sedih, menjijikkan, atau barangkali realitas yang lucu, gurih, dsb.)

Bagaimana caranya meramu dan menyampaikan sensasi tubuh ini?

Sensasi tubuh harus diceritakan secara detil. Cara ini akan gagal jika Anda menggunakan kata-kata abtrak yang sudah punya arti tertentu mewakili sebuah emosi.

Misalnya, kepala Anda sakit. Godaan pertama sebagai penulis, Anda akan menggunakan kata “pusing”. Nah, ketimbang menggunakan kata “pusing”, lebih baik Anda sampaikan apa-adanya, detil demi detil sensasi tubuh yang sedang Anda rasakan.

Kata “pusing” bisa diganti dengan:

“Kulit kepalaku menebal. Di dalamnya, di balik kulit itu, ada sesuatu yang mengguncang-guncang. Semua benda yang kulihat bergerak ke kanan ke kiri. Sementara otot leher, tepat di bawah belakang kepala, tercekat. Seperti terkunci pada satu engsel besi berkarat. Berat. Saat matamu memejam, tiba-tiba hanya warna merah. Siluet-siluet. Terhuyung-huyung bayangan itu. Ke kanan ke kiri.”

Nah, kan?! Anda sebaiknya tidak malas menjelaskannya detil demi detil apa yang tubuh rasakan. Hindari kata-kata yang seolah-olah bagi Anda mudah dan pembaca-pasti-mengetahuinya. Pusing? Pusing yang bagaimana? Banyak sekali makna pusing. Pusing bagi si A, belum tentu sama dengan pusing bagi si B.

Ingat! Kata-kata seperti pusing tujuh keliling, gelora asmara, ingatan tajam, dsb. tidak bisa menggugah sensasi fisik pembaca. Mereka barangkali malah justru kesulitan membayangkan dan mengimajinasikan apa maksud Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun